5 Fakta Pembunuhan Sadis Pensiunan AL di Tanjungpinang

5 Fakta Pembunuhan Sadis Pensiunan AL di Tanjungpinang

Tersangka Dul alias Abdul ditangkap karena kasus pembunuhan terhadap Arnold Tambunan. (Foto: Kokorimba/Batamnews)

Batam - Drama pembunuhan sadis dibongkar jajaran Polresta Tanjunginang dan Polda Kepri. Seorang pria paruh baya, Arnold Tambunan (56) dihabisi secara sadis. Jasad pensiunan TNI AL itu dibuang di septic tank dengan tangan dan kaki terikat.

Polisi yang berhasil menguak kasus ini, menemukan keberadaan jasad Arnold di rumah tersangka yang sebelumnya tewas kecelakaan. Hal yang mengejutkan adalah, tersangka seorang pengusaha jasa penyewaan tenda di Tanjungpinang bernama M Rasyid.

Polisi sebenarnya sudah mencurigai Rasyid sejak awal dari jejak SMS nya dengan Arnold. Namun dua hari sejak Arnold hilang pada 25 Agustus 2018 itu, Rasyid yang dimintai keterangan sebagai saksi oleh polisi malah terlibat insiden kecelakaan hingga penyelidikan sempat tenggelam beberapa bulan.

Berikut 5 fakta drama pembunuhan Arnold Tambunan hingga ditemukan menjadi kerangka di Tanjungpinang:

 

1. Pembunuhan sudah direncanakan sebelumnya

Rencana untuk menghabisi nyawa Arnold Tambunan (56) ternyata sudah direncanakan oleh M Rasyid. Ia bersama Abdul, sudah membahas hal ini sebelumnya.

Namun, justru rencana eksekusi terjadi lebih awal. Pasalnya pagi itu, Arnold datang menagih hutangnya ke Rasyid. Abdul kemudian datang melihat Rasyid bertengkar dengan Arnold Tambunan. Spontan pelaku langsung memukul korban pakai besi tumpul menghajar bagian dada, wajah, badan hingga kepala.

"Korban langsung meninggal dengan kondisi pendarahan," ujar Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Erlangga.

Abdul merupakan karyawan Rasyid. Ia bekerja di tempat usaha penyewaan tenda yang dijalankan Rasyid selama ini. Lokasi penyewaan itu sebenarnya tak jauh dari lokasi kejadian.

Polisi sempat kewalahan mengungkap kasus pembunuhan tersebut karena meninggalnya Rasyid akibat kecelakaan lalu-lintas.


2 . Arnold dihantam besi hingga tewas dan diikat

Pukulan mematikan dialami Arnold. Ia dihabisi dengan besi berukuran 3/4 dan panjang 60 cm, lalu jasadnya dibuang ke dalam septic tank. Polisi mengamankan beberapa barang bukti lainnya seperti martil dan pakaian korban. Selain itu juga ada tali yang dipakai untuk mengikat tangan dan kaki Arnold. Jasadnya kemudian diseret ke ruang septic tank dekat pekarangan rumah tak bepenghuni milik Rasyid.tersebut.


3. Rasyid sering ditagih hutang

Marta, putri sulung Arnold

 

Pembunuhan ini dipicu adanya rasa sakit hati tersangka M Rasyid, karena sering ditagih hutang oleh korban. Ia punya hutang sekitar Rp 30 juta kepada Arnold.

"Pada malamnya mereka sudah merencanakan, paginya waktu korban nagih hutang langsung dibunuh," kata Kasatreskrim Polres Tanjungpinang, Selasa (19/2/2019).

AKP Efendri Ali melanjutkan, kedua tersangka itu sudah menyiapkan dua bilah besi, tali dan balok kayu, untuk menyambut kedatangan Arnold Tambunan menagih hutang. "Waktu korban sampai lansung mereka menghabisinya, M Rasyid memegang besi pipa kaki tenda berukuran besar 3/4 dan panjang 60 cm.  Abdul juga memegang besi," ujarnya.

Ia mengatakan, mereka menghabisi nyawa Arnold sekitar 6 meter dimana jasadnya ditemukan didalam septic tank rumah kosong milik tersangka Rasyid.


4. Terungkap dari rekaman CCTV

Barang bukti yang diamankan polisi.

 

Kasus pembunuhan sadis ini terungkap enam bulan berselang. Polisi mendapat bukti berupa rekaman CCTV milik warga sekitar. Selain rekaman CCTV polisi mendapat informasi dari masyarakat.

"Dari informasi warga kami tampung, sudah kuat buktinya baru kami bongkar septic tank, dan ternyata benar," jelas AKP Efendri Ali..

Dari olah data CCTV, akhirnya kasus ini terkuak setelah Abdul diringkus polisi. Abdul merupakan anak buah Rasyid, ia bekerja di usaha tenda itu sejak masih kecil.

"Karyawan kesayangannya lah, ia tak ada keluarga, bekerja dengan Rasyid sejak dari kecil," sebut Kasat Reskrim Polres Tanjungpinang, AKP Efendri Ali.

 


5 Rasyid janjikan Abdul uang Rp 20 Juta

Abdul

Untuk membantu memuluskan rencana mengenyahkan Arnold, Rasyid meminta karyawan terdekatnya itu untuk membantunya. Dari keterangan yang digali polisi. Abdul mengaku ia sempat dijanjikan uang Rp 20 Juta oleh Rasyid. Namun uang tersebut belum dibayarkan, sementara Rasyid lebih dulu meninggal dunia.

Hal ini juga menjadi pertanyaan, dimana Rasyid berani membayar Abdul Rp 20 juta sementara entah kenapa ia enggan membayar hutang Rp 30 juta. Pengakuan Abdul masih diragukan polisi.

(jim/adi)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews