3 Tahun Pemerintahan AWe – Nizar (2)

Percaya Inovasi Teknologi, Lahan Bekas Tambang Timah Dijadikan Kebun Jambu Kristal

Percaya Inovasi Teknologi, Lahan Bekas Tambang Timah Dijadikan Kebun Jambu Kristal

Bupati Lingga, Alias Wello dan Wakilnya Muhammad Nizar (Foto:Novi/HumasPemkab)

Saya masih ingat betul ketika saya baru saja mendapatkan anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi di Jakarta, sempena peringatan hari Pahlawan Nasional, tanggal 10 November 2015 oleh MNC Media Group. Ia menemui saya dan mengajak membantunya membenahi Lingga yang porak-poranda akibat kegiatan pertambangan yang ditinggalkan oleh perusahaan pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi yang pernah melakukan eksploitasi di sana.   

Ia percaya, teknologi sabut kelapa yang berhasil mengantarkan saya meraih gelar Pahlawan Inovasi Teknologi itu, bukanlah teknologi sembarangan. Lihat saja deretan tim juri yang menilainya. Ada Menristek Dikti, Prof. M. Nasir, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Prof. Mahfud MD, Ceo MNC Media Group, Hary Tanoesoedibjo, Rektor Universitas Paramadina, Prof. Firmanzah dan Pakar Teknologi, Betty Alisjahbana.

“Insya Allah, jika abang diberi amanah memimpin Kabupaten Lingga, saya siap berkontribusi dengan kemampuan, jaringan dan keilmuan yang saya miliki. Percayalah, saya akan membantu abang memajukan Lingga,” janji saya ketika AWe menemui saya di Jakarta kala itu.

Singkat cerita, AWe-Nizar terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lingga melalui Pilkada serentak pada tanggal 9 Desember 2015. Saya langsung mengiriminya SMS ucapan selamat atas kemenangannya dan mengingatkan akan komitmen saya untuk membantunya. Gayung bersambut, Ia langsung meminta saya segera datang ke Lingga.      

Beberapa hari kemudian, saya datang ke Lingga menemui AWe. Ia mengajak saya melihat lahan pasca tambang timah di sekitar kediaman orang tuanya di Kelurahan Raya, Kecamatan Singkep Barat. Sekilas, lahan seluas lapangan bola itu cukup tandus. Itu bisa dilihat dari rumput dan tumbuhan lainnya yang hidup meranggas di daerah itu.

“Saya mau lahan ini menjadi lahan produktif dan bisa ditanami Jambu Kristal. Saya percaya dengan teknologi dan saya yakin hanya teknologi yang bisa mengubah lahan ini menjadi lahan produktif. Minggu depan saya order bibitnya di Majalengka, Jawa Barat. Silakan diatur jadwal penanamannya,” kata AWe.

Inilah tantangan pertama yang diberikan AWe kepada saya setelah terpilih jadi Bupati Lingga Masa Bakti 2016-2021. Tanpa membuang waktu, saya langsung telpon ke pabrik saya di Sungai Guntung, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau untuk mengirimkan cocopeat (serbuk sabut kelapa) ke Dabo Singkep sebanyak 3.000 karung.

Saya tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan ini. Meski AWe sudah tahu betul pengalaman saya dalam menangani beberapa lahan tandus dan lahan pasca tambang di beberapa daerah di Indonesia bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Apalagi, Harian Kompas pernah menulis saya sebagai “Pendekar Lahan Tandus”.   

Memasuki tahun baru 2016, tepatnya awal bulan Januari, saya bersama tim memulai penanaman bibit Jambu Kristal dengan menggunakan teknologi sabut kelapa. Lahan bekas tambang timah yang kondisi fisiknya berpasir dan sulit menyimpan air itu, saya rekayasa menggunakan aplikasi cocopeat yang memiliki kemampuan menyimpan air hingga 300 persen dari berat bobotnya. Sehingga tanaman akan terbebas dari ancaman kematian karena kekurangan air.      

Singkat cerita, pertumbuhan Jambu Kristal di lahan bekas tambang timah itu, cukup bagus. Baru beberapa hari pasca tanam, tunas baru langsung keluar dan menghasilkan ranting, serta daun yang subur nan hijau. Saya melihat AWe cukup puas melihat perkembangannya. Hampir setiap kesempatan Ia meluangkan waktunya sekedar mengunjungi kebun ini. Maklum, sebagian orang pesimis bibit Jambu Kristal yang ditanam di lahan bekas tambang itu bisa tumbuh subur.

Berita tentang keberhasilan AWe menanam Jambu Kristal di lahan pasca tambang timah di Kelurahan Raya, Singkep Barat itu, akhirnya menyebar kemana-mana. Hampir setiap ketemu wartawan di Tanjungpinang dan Batam, mereka pasti menanyakan tentang peluang Lingga menjadi sentra buah-buahan di Provinsi Kepulauan Riau.

Sejak itulah, dengan keyakinan yang tinggi, AWe langsung mengembangkan perkebunan buah-buahan di Tanah Putih, Desa Marok Tua, Kecamatan Singkep Barat. Sedikitnya ada 17 varietas tanaman buah-buahan yang dikembangkan di sana. Diantaranya, mangga, belimbing, sirsak madu, jambu kristal, jambu air, jeruk dekopon, nangka dan lainnya.   

Apalagi, baru dua bulan setelah dilantik, tepatnya di bulan April 2016, jambu Kristal yang ditanam di lahan pasca tambang timah itu, sudah berbuah dan jadi buah tangan bagi siapa saja yang berkunjung ke kebun itu. Boleh dikatakan, hampir semua tamu-tamu penting yang berkunjung ke Lingga diajak AWe mengunjungi kebun jambu Kristal ini. Bahkan, penanganan pasca tambang timah yang dilakukan AWe ini, jadi referensi oleh Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.

Oleh : Ady Indra Pawennari


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews