Penerapan Bagasi Berbayar Picu Inflasi di Kepri

Penerapan Bagasi Berbayar Picu Inflasi di Kepri

Deretan porter di bandara Hang Nadim yang terlihat "menganggur" karena sepinya penumpang. (Foto: Johannes Saragih/batamnews)

Batam - Penerapan kebijakan bagasi berbayar menjadi salah satu pendorong inflasi di Kepulauan Riau. Diperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepri pada Februari 2019 mengalami inflasi.

Rencana pemerintah untuk menaikan tarif batas bawah komoditas angkutan udara serta penerapan bagasi berbayar dapat memberikan tekanan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan terutama pada komoditas tarif angkutan udara.

"Hal itu sejalan dengan peningkatan permintaan tiket angkutan udara menjelang Hari Raya Imlek," ujar ujar Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Gusti Raizal Eka Putra dalam siaran persnya, Jumat (9/2/2019). 

Ia menyebeutkan angin musim utara yang masih berlangsung menyebabkan gelombang tinggi yang dapat mengakibatkan terhambatnya jalur distribusi dari dan ke wilayah Kepri termasuk distribusi bahan makanan.

Kondisi itu dapat memicu kelangkaan pasokan ikan laut karena terbatasnya aktivitas nelayan sehingga harga ikan laut meningkat dan mendorong terjadinya inflasi pada kelompok bahan makanan. 

Kemudian pendorong potensi inflasi pada kelompok bahan makanan disebabkan oleh terbatasnya pasokan akibat curah hujan yang tinggi pada awal tahun yang dapat merusak tanaman pangan. 

"Lalu potensi kenaikan harga beras seiring dengan masih berlangsungnya musim tanam namun belum memasuki musim panen (Maret) yang dapat memicu kelangkaan pasokan beras, terindikasi dari kenaikan harga beras baikpada tingkat grosir maupun eceran," sebutnya. 

Kemudian, penyesuaian tarif dan upah pada awal tahun dapat memicu inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar.

"Target inflasi Kepri pada 2019 mengacu pada target inflasi nasional, yaitu sebesar 3,5 ± 1% (yoy)," kata dia. 

Pada bulan Januari 2019, IHK Kepri mengalami inflasi yang tercatat sebesar 0,13 % (mtm). Hal itu didorong dari kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok sandang. 

(ret)
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews