Heboh Perlawanan Wisnu Wardhana

Heboh Perlawanan Wisnu Wardhana

Foto: detik.com

Surabaya - Penangkapan terpidana kasus pengalihan aset BUMD PT Panca Wira Usaha (PWU) Wisnu Wardhana membuat heboh warga yang melintas di Jalan Lebak Jaya Kenjeran, Surabaya. Penangkapan berlangsung dramatis karena Wisnu melakukan perlawanan.

Awalnya, laju mobil warna hitam bernopol M 1732 HG yang melintas di Jalan Lebak Jaya Kenjeran sekitar pukul 06.00 WIB tiba-tiba dihalangi sebuah motor. Perang klakson terjadi hingga membuat warga dan pengguna jalan heran.

Ya, Wisnu yang mengendarai mobil hitam itu. Dia berusaha melarikan diri hingga melindas motor yang dikemudikan oleh tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya.

Melihat ulah Wisnu yang nekat melindas motor, tampak sebuah mobil langsung melaju dan berhenti tepat di depan mobil yang dikendarai Wisnu. Beberapa orang lalu turun yang tak lain yakni jajaran dari Kejari Surabaya.

"Turun, turun, turun," teriak beberapa pria di depan mobil tersebut.

Setelah beberapa menit bertahan di dalam mobil, Wisnu yang mengenakan jaket berwarna biru, topi hitam dan masker keluar dari mobil. Disusul anaknya yang terus menghalang-halangi penangkapan bapaknya. 

"Bapak, bapak...," teriak anaknya.

Wisnu merupakan terpidana titipan dari Kejari Surabaya yang tersandung kasus korupsi. Wisnu dihukum tiga tahun penjara, denda Rp 200 juta dan uang ganti sebesar Rp 1,5 miliar.

Wisnu kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jatim. Hukumannya kemudian berkurang menjadi satu tahun bui. Pengadilan Jatim mengajukan banding, lalu Wisnu divonis enam tahun. Namun Wisnu melarikan diri.

Menurut Kajari Surabaya Teguh Hermawan, Wisnu cukup licin sehingga proses penangkapan memerlukan cukup banyak waktu. Mantan Ketua DPRD Surabaya itu ditangkap setelah buron selama tiga minggu.

"Jadi dia memang cerdik, pindah-pindah tempat. Salah satu modusnya adalah menggunakan KTP palsu," ujar Teguh kepada wartawan di Kejari Surabaya, Jalan Sukomanunggal, Rabu (9/1).

Dengan KTP palsu itu, kata Teguh, cukup mudah bagi Wisnu untuk berpindah-pindah tempat. Petugas baru menemukan jejaknya pada Selasa (8/1) malam.

"Kami mengintai sejak semalam. Kemudian menemukan titik awal di Stasiun Pasar Turi dan kami buntutin hingga kami hadang di Jalan Kenjeran," jelasnya. 

(pkd)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews