Lingga - Akses jalan darat dari Desa Teluk menuju Desa Belungkur, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga, kian parah. Lumpur yang tidak kunjung kering menyulitkan pengendara melintas.

Padahal, jalan tersebut merupakan akses vital bagi warga setempat. Informasi yang diperoleh Batamnews.co.id, jalan itu di tahun 2019 mendatang menjadi perhatian Pemprov Kepri untuk dilakukan peningkatan, sekitar 1 kilometer (km).

Namun, karena akses jalan yang sulit dilalui dan semakin dikeluhkan masyarakat, Wakil Bupati Lingga, Muhammad Nizar pun berinisiatif mengerahkan satu unit alat berat untuk memperbaiki sementara.

Baca: Pemprov Janji Bangun Jalan Teluk-Belungkur Tahun Depan

"Alat itu, Pak Wakil Bupati yang bantu pinjamkan dari Dinas Pertanian selama 45 hari. Kalau untuk biaya bawa alat berat ke lokasi, semuanya ditanggung oleh Pak Ady Pawennari," kata koordinator lapangan (Korlap) kegiatan tersebut, Wandi kepada Batamnews.co.id, Kamis (20/12/2018).

Namun demikian, ia yang juga merupakan warga Desa Belungkur itu mengaku, saat ini masih kekurangan untuk biaya operasional operator. Pasalnya, dalam sehari upah yang diberikan kepada operator senilai, Rp150.000 dan bahan bakar alat berat yang dibutuhkan yakni 90 liter per harinya.

"Kata operatornya, pekerjaan itu memakan waktu sekitar 35 hari. Jadi dibutuhkan dana sekitar Rp40 juta lagi untuk menyelesaikan ini. Sekarang kami lagi menunggu, apakah melalui penggalangan dana atau ada yang bersedia membantu untuk biaya operasionalnya," ujar dia.

Baca: Pembangunan Jalan Lintas Timur Lingga Tuntas Tahun Depan

Wandi melanjutkan, jika dana dapat terkumpul lebih untuk perbaikan tersebut, pihaknya ingin mencarikan lori/truck guna mengangkut tanah untuk penimbunan.

"Saya harap, dengan kegiatan ini masyarakatnya dapat kompak. Kami sudah sampaikan juga dengan tiga kepala desa yang di sudut timur dan Camat Lingga Timur terkait hal ini," katanya.

Ia berharap, proses perbaikan yang dilakukan tersebut dapat berjalan lancar. Sehingga, akses jalan yang semula berlumpur itu dapat dilalui dengan nyaman oleh warga setempat, meskipun belum dapat dilakukan pengaspalan.

(ruz)