Pekerja Korban Ledakan Airbag PT MOS Karimun Merasa Terabaikan

Pekerja Korban Ledakan Airbag PT MOS Karimun Merasa Terabaikan

Pekerja PT MOS yang terluka mengadu kepada anggota DPRD Karimun, Nyimas Novi. (Foto: Edo/Batamnews)

Karimun - Pekerja galangan PT. Multi Ocean Shipyard (MOS) yang terluka akibat semburan pasir efek meledaknya airbag penyangga kapal merasa dicueki perusahaan. Puluhan orang terluka pasca-insiden itu.

Mereka mengaku dipekerjakan tanpa BPJS tenaga kerja. Hal itu disampaikan pekerja saat Anggota DPRD Karimun, Nyimas Novi Ujiani mengunjungi mereka untuk melihat perkembangan situasi. 

Ketua Fraksi PKB Karimun tersebut berencana akan memanggil pihak Perusahaan serta dinas terkait. Pemanggilan tersebut untuk mempertanyakan keselamatan dan perhatian para pekerja. 

Menurut para pekerja, perusahaan acuh dan tidak mempedulikan mereka yang terluka. Apalagi selama mendapat perawatan, untuk makan dan minum pun tak diberikan perusahaan

"Secepatnya saya surati pimpinan untuk memanggil pihak perusahaan," ujar Nyimas, Sabtu (24/11/2018) sore.

Nyimas juga mengatakan, akan melakukan sidak ke PT MOS untuk melihat kondisi disana. Karena, dia mendapat laporan tidak ada perhatian perusahaan kepada pekerja.

"Selain tidak ada jaminan kesehatan. Perusahaan tidak memberikan alat keselamatan saat beraktivitas," katanya.

Kemudian, peralatan yang digunakan juga banyak harus diperbarui. Seperti balon airbag yang pecah, sudah banyak ditambal dan tidak pakai. "Peralatannya juga ada yang tidak layak pakai. Seperti balon yang pecah, laporan yang didapat sudah banyak ditambal-tambal," ujarnya.

Nyimas menyebutkan, perusahaan tidak melakukan pemecatan dan sebagainya pasca-insiden ini. Menurutnya pekerja harus tetap medapat gaji selama masa pengobatan.

"Kita juga akan meminta perusahaan tidak melakukan pemecatan, dan selama proses penyembuhan gaji mereka tetap diberikan," kata Nyimas.

Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan pekerja PT MOS mengalami kecelakaan kerja, Sabtu (24/11/2018) sekitar pukul 15.00 WIB. Kecelakaan tersebut akibat pecahnya balon airbag kapal.

Sebanyak 23 orang  luka-luka. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Sani.

Mereka terluka karena percikan pasir akibat pecahnya balon. Sementara jarak pecahnya balon airbag sekitar 10 meter dari karyawan.

"Balon airbag itu berada di bawah kapal dan meledak, sehingga pasir laut berhamburan dan mengenai pekerja yang saat itu sedang antre absen untuk pulang," ujar seorang pekerja Dedi, di RSUD HM Sani.

Airbag terbuat dari karet yang berisi udara untuk dudukan kapal saat berada di darat sebelum diluncurkan ke perairan.

(aha)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews