Belanja Online Meningkat, Pendapatan Jasa Kurir Berlipat

Belanja Online Meningkat, Pendapatan Jasa Kurir Berlipat

Ilustrasi belanja online

Jakarta - Tren belanja online di Indonesia meningkat. Pendapatan usaha jasa kurir makin besar.

"Kami selalu mengalami pertumbuhan permintaan pengiriman barang paket e-commerce, baik yang bekerjasama dengan kami maupun secara personal," Kata Muhammad Feriadi, Chief Executive Officer PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), dikutip dari kontan.co.id, Kamis (19/7/2018).

Hal tersebut berpengaruh pada pendapatan JNE. Ia merinci, pendapatan JNE terbagi dalam dua segmen.

Ritel berkontirbusi 80% dan sisanya dari korporasi. Sekitar 60% pendapatan ritel berasal dari pengirman produk e-commerce.

Dengan kata lain, pengiriman produk online hampir menjadi kontribusi bisnis utama JNE.

Melihat fenomena tesebut, JNE, kata Feriadi, terus berupaya meningkatkan layanan. Salah satunya dengan memberi fasilitas kepada para kurir JNE.

Kini, seluruh kurir JNE yang berjumlah 7.000 kurir sudah memakai perangkat mobile. Hal ini untuk memberikan informasi terkini kepada konsumen terkait posisi pengiriman barang.

Selain kurir, yang tidak ia lupakan tentu saja jaringan JNE. Saat ini sudah ada 6.800 cabang JNE. Yaitu terdiri dari outlet, konter dan sub agen yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ia pastikan, jumlah jaringan bakal terus bertambah. Hal ini agar menjangkau daerah-daerah yang belum ada cabang JNE.

"Tahun ini kami targetkan ada pertumbuhan jaringan sekitar 10%-15%," ujarnya.

Dari aksi tersebut, ia optimistis pendapatan JNE bakal terus tumbuh, termasuk pada tahun ini. Namun, ia tidak merinci besarannya.

Pemain lainnya yakni J&T juga tidak mau kalah. Robin Lo, CEO PT Global Jet Ekspress (J&T Ekspress) setuju bila pertumbuhan bisnis e-commerce sejalan dengan pertumbuhan logistik terutama jasa kurir.

"Kami memang sudah memprediksi pertumbuhan ini maka kami selalu berusaha mempersiapkan infrastruktur operasional seperti gateway, cabang atau drop point dan sebagainya, ujarnya.

Menurutnya, hal ini bisa dilihat keseluruhan pendapatan J&T Ekspress. Sampai saat ini masih didominasi paket e-commerce yakni sekitar 60% dan 40% dari non e- commerce.

Selama tiga tahun berkiprah di bisnis logistik, J&T memang fokus di pengiriman paket produk online. "Untuk tahun ini, perkembangan bisnis kami tiga kali lipat dibanding tahun lalu," klaimnya.

Supaya bisnis ini terus melaju, meski ada tambahan jumlah pengiriman paket, Robin terus berupaya melakukan ekspansi bisnis. Terutama dari sisi infrastruktur pengiriman barang, salah satunya  tambahan jaringan.

Juni kemarin, J&T sudah menambah beberapa drop point di sejumlah SPBU yang ada di Jakarta. Tujuannya, supaya pelanggan lebih gampang mengambil barang.

Langkah lainnya adalah menambah menambah mesin sortir otomatis. Hal ini supaya proses sortir barang kian cepat.

Sama seperti JNE, J&T juga akan terus menambah jaringan. Kalau saat ini sudah 2.000 cabang, maka hingga akhir tahun ini ia harapkan sudah ada 4.000 cabang J&T.

(deb)

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews