Kecewa Dengan Sistem Monotize Youtube, Youtuber Bunuh Diri di Kantor Youtube

Kecewa Dengan Sistem Monotize Youtube, Youtuber Bunuh Diri di Kantor Youtube

Nasim sumber foto: Facebook

BATAMNESWS.CO.ID, Jakarta - Sejak YouTube mengubah dan menerapkan aturan baru dalam sistem monetize-nya Februari lalu, banyak YouTuber kesulitan mendapatkan uang di platform berbagi video. Aturan baru tersebut menerapkan syarat bahwa untuk bisa meraup laba dari iklan harus memiliki 1.000 subscriber dan jumlah penayangan 4.000 jam selama 12 bulan terakhir. Kebijakan ini berlaku bagi akun YouTube baru maupun yang sudah lama.

Atas kekecewaan tersebut bahkan ada seorang youtuber yang nekad menyerang kantor antor YouTube di San Bruno, California, pada Selasa (4/4) lalu. Adalah Nasim Najafi Aghdam, perempuan asal Iran berusia 39 tahun dan penduduk San Diego, California, AS. Kemarahan itu berujung pada insiden penembakan yang Nasim lakukan di kantor YouTube di San Bruno, California, pada Selasa (4/4) lalu, dan melukai setidaknya tiga karyawan. Setelah melakukan aksinya, Nasim pun memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menembakkan senjata api ke kepalanya.

Sebelumnya, Nasim merasa aturan baru ini tidak adil dan semakin mempersulit dirinya menghasilkan uang lewat YouTube. Bahkan YouTube juga diklaim telah memangkas angka view di channel-nya.

"YouTube menyaring Channel saya dan membuat konten saya sulit mendapatkan views," tulis Nasim dalam situsnya dilansir AP.

Perubahan kebijakan monetize ini tidak akan mencegah pengguna upload konten negatif, namun justru mempersulit pengguna yang mengandalkan hidupnya dari penghasilan yang didapat dari YouTube. Ini bisa saja membuat pengguna menjadi semakin frustasi dalam berkreasi, hingga akhirnya melakukan hal nekat seperti yang dilakukan Nasim.

Youtube sendiri memiliki alasan terkait bahwa sistem monetize diperbarui karena banyak pengguna menyalahgunakan layanan YouTube untuk menyebarkan konten negatif, seperti video terorisme, pelecehan anak di bawah umur, hingga kasus YouTuber Logan Paul yang menampilkan mayat korban bunuh diri di hutan Aokigahara, Jepang.

"Karena kami terus melindungi platform kami dari penyalahgunaan, kami ingin mengingatkan Anda untuk mengikuti kebijakan program Kebijakan, Kebijakan Dasar dan Kebijakan YouTube, Persyaratan Layanan, dan Kebijakan Google AdSense, karena hal ini dapat menyebabkan penghapusan dari YouTube Partner Program," tulis Chief Product Officer, Neal Mohan, dan Chief Business Officer, Robert Kyncl, dalam publikasi di blog resmi YouTube.

 

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews