Sejam Bersama GM Hotel Planet Holiday

Ekonomi Susah, Company Tutup, Mana Ada Orang Lagi

Ekonomi Susah, Company Tutup, Mana Ada Orang Lagi

GM Hotel Planet Holiday, Batam. (Foto: yogi/batamnews.co.id)

TONGKRONGANNYA memang biasa saja, namun ia pria bersahaja. Berbusana batik putih bermotif hijau dan biru, ia berdiri santai di tengah-tengah pintu masuk ball room Galaxy, Hotel Planet Holiday, Jodoh, Batam. Matanya menyapu seluruh sudut ruang.

Di dalam ada seribuan anak yatim yang menjadi undangan istimewa para pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kepri, Senin (19/6/2017). Hari itu, Kadin Kepri memang menunaikan hajatan beramal di bulan ramadan.

Kelihatannya, pria bermata sipit yang tak muda lagi ini hendak memastikan pelayanan maksimal para karyawan hotel berbintang empat ini. Setiap karyawan yang melintas, sedikit mengangguk tanda memberi hormat padanya. Ia tak hanya membalasnya dengan senyuman, bahkan menyapa dan mencandai para karyawan.

“Hai, how are you?” Tiba-tiba, ia bertanya. Tentu saja saya sedikit terkejut, ada rasa malu juga, mungkin ia tahu saya memperhatikan gerak-geriknya dari tadi. Sontak saya berdiri, dan menjabat tangannya. “fine sir, and you.” Sampai di sini saya sama sekali tidak tahu siapa gerangan ia.

“Fine, sit down please,” ia meminta saya untuk duduk. Ia lalu menarik kursi. Kamipun duduk semeja pada acara buka puasa bersama anak-anak yatim di hotel ini. Kami mulai berbincang. Tapi di benak saya masbih bertanya-tanya siapa pria yang sangat bersahaja ini.

Maksud hati ingin bertanya, namun malah dia yang lebih sering memulainya. Sehingga saya terpaku dengan menjawabnya. Ia bertanya profesi dan tempat tinggal saya. Kami saling bertukar nama, dan memberitahu profesi masing-masing.

Setelah menyebut nama, saya menyampaikan tempat asal saya dari Padang. Kemudian ia mengatakan berasal dari Singapura. ”Sunny Lim, ” ia menyebut nama lengkapnya. Ia adalah General Manager (GM) Planet Holiday.

Begitu mendengar profesi saya, ia tertawa lebar. “Oo journalist, is fantastic,” kata Sunny Lim sambil memberi jempol kanannya. Tak terasa, kami mengobrol panjang seperti kawan yang sudah lama kenal. Ia mengajak saya ke kantornya yang berada di lantai lima.

Sambil berjalan menuju lift, ia mengatakan sudah 25 tahun berada di Batam. Lim berjalan perlahan sambil menyalami anak-anak panti asuhan yang kadang-kadang lewat di depannya. Bahkan ia berhenti dan menanyakan nama anak-anak itu.

Saat berjalan, para karyawan berdiri dan menyapanya, ia kembali membalas sapaan anak buahnya, bahkan dicandainya. “Hallo honey, you very beautiful today.” Karyawan wanita yang dipuji itu tersenyum simpul.

Di depan pintu masuk ruang kerjanya, saya sempat dilarang masuk seorang karyawan. Saya memaklumi, manalah mungkin bisa sembarang orang bisa masuk ke ruangan bos. Namun, Lim memaksa saya masuk tanpa menghiraukan larangan anak buahnya.

***

BERADA di salah satu sudut lantai lima, Lim duduk bersebelahan dengan saya di kursi untuk para tamu atau karyawan yang membutuhkan pembicaraan khusus dengannya. Ia biarkan kursi kulit hitam di balik meja kerjanya itu kosong. 

Tak ada yang bisa dibahas khusus tentang ruang kerjanya, kami melanjutkan ngobrol soal dunia bisnis.

Lim mengatakan saat ini ekonomi sedang kurang bagus di Indonesia. “Akhir-akhir ini investor dari negara lain semakin sedikit yang berinvestasi. Ini keadaan ekonomi sedang buruk,” ujar Lim.

Ia mencontohkan Kota Batam. “Perusahaan minim proyek sehingga mengurangi karyawan, bahkan ada perusahaan yang sudah gulung tikar. Tidak banyak pekerjaan. Ada investor yang memberitahu saya, di Batam sudah 35 perusahaan tutup,” ujarnya.

Lim mengatakan, kondisi perekonomian di Batam tak hanya menghantam sektor industri, juga memukul bisnis hotelnya. Penurunan tingkat hunian hotel, katanya, sampai 30-40 dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ekonomi susah, company tutup, mana ada orang lagi. Orang pada tidak kerja, orang tidak dapat uang, dengan apa orang mau nginap di hotel,” katanya. Kali ini Lim menggunakan bahasa Indonesia seadanya. 

Sebagai bukti ekonomi menurun, Lim menunjukkan berita di media massa yang memberitakan banyak orang yang hengkang dari Batam karena menganggur. “Beberapa waktu yang lalu saja ribuan orang tidak dapat kerja di PT McDermott, selain itu shipping juga banyak yang tutup“ katanya.

Ia melanjutkan, bisnis hotelnya sangat tergantung perkembangan bisnis di Kota Batam, sebab mayoritas yang menginap di Planet Holiday adalah bos maupun karyawan perusahaan industri. “Jadi, mana ada orang lagi yang nginap sini (hotel), uang tidak ada orang pada pulang kampung,” ujar Lim.

Sebetulnya, kata Lim, hotelnya itu sudah cukup ternama di Kota Batam. Banyak orang penting yang menginap di sini. Mulai dari mantan Presiden RI Megawati Suekarno Putri, dan Wapres Jusuf Kalla, konglomerat Aburizal Bakri, dan beberapa menteri.

***

KELUAR dari ruang kerjanya, kami mengelilingi hotel. Lim, memang sosok yang ramah, selalu saja dia menyapa anak buahnya. “This My Son,” ujar Lim memperkenalkan saya kepada karyawannya yang memberi salam kepadanya. Tentu Lim bercanda menyebut saya adalah anaknya. 

Lim mengajak saya menuju lantai pertama tempat khusus didesain dalam rangka hari raya idul fitri. Tepat berada di depan pintu masuk hotel, tempat ini dihiasi miniatur kubah masjid dengan ukuran sekitar 4 meter dan beberapa ketupat-ketupat kecil sebagai simbol hari kemenangan tergantung di beberapa sisi.

“Semuanya saya lakukan dari hati, bukan pandang agama, ras maupun warna kulit,” katanya. Ia bercerita, sudah mengurus Planet Holiday sejak 14 tahun yang lalu, tepat awal berdirinya hotel 19 lantai ini.

Lim mengatakan untuk mengelola bisnis, ia tidak membeda-bedakan orang. Menurutnya semua harus diberi pelayanan terbaik baik kulit hitam atau putih, antar agama maupun ras.

Lalu kami ke lantai lima lagi. Di sini ada kolam renang berukuran dua kali lapangan basket. Pengunjung yang sedang berenang dimanjakan dengan alunan musik akustik yang berada tepat di depan kolam.

“You kalau mau berenang harus berdua, kalau sendiri you tidak normal,” ujar Lim bergurau disambut tawa karyawan yang berada di sekitar kolam renang.

Lalu, ia meminta karyawannya untuk mengambil foto kami di depan kolam dengan latar gedung hotel yang menjulang ke langit.

Lim kembali mengantar saya menuju tempat acara buka puasa bersama anak yatim piatu. Jam sudah menunjukan pukul 18.05. Lim pamit dan menutup pertemuan bersama saya dengan ucapan selamat berbuka puasa. *** (Yogi Eka Sahputra)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews