BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Pemerintah Kota Batam seharusnya bangga dengan beroperasinya sejumlah transportasi berbasis digital dan online di Batam. Pasalnya, transportasi tersebut jauh lebih profesional dibandingkan transportasi yang masih konvensional.

“Kita lihat ojek online, mereka punya badan usaha, kontrak kerja sama, seragam, SOP, data pelanggan hingga driver, kejelasan tarif hingga rute yang bisa terlacak bahkan menjadi history untuk melacak sebuah perbuatan kriminal, apakah ini yang ilegal dan di sebut gak berizin?” ujar Ketua Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) Kepulauan Riau, Eko Syaiful Arifin, kepada batamnews.co.id, Rabu (31/5/2017).

Menurut Eko, seharusnya masyarakat Batam serta pemegang kewenangan transportasi di Batam bangga dengan perkembangan bisnis digital tersebut, bukan justru membonsainya.

“Saya bangga dengan adanya ojek online lokal yang berkembang hingga ke luar kota seperti Wak Jek yang baru saya temukan pembanding lokal ketika di Palangkaraya yang bernama Mesanih,” ujar dia.

Menurut Eko, justru perusahaan-perusahaan profesional tersebut harusnya didukung pemerintah setempat, bukan dengan menyetopnya.

“Bukankah perusahaan daerah seperti ini yang harusnya didukung, agar lahir kebanggan kita di Batam ada perusahaan teknologi batam yang maju ke nasional!” cetus pakar marketing digital dari Batam ini.

Eko menambahkan, hampir di semua kota besar di Indonesia apalagi dunia sudah berkolaborasi dan merangkul para pelaku teknologi bukan sebaliknya.

“Apakah Batam kota yang maju atau sebaliknya? Apakah pemerintah membela yang benar atau sebaliknya?” kata Eko.

Dinas Perhubungan Kota Batam mulai 1 Juni 2017, menyetop operasional sejumlah transportasi online di Batam. Mulai dari ojek online seperti Gojek dan Wak Jek, hingga taksi online Uber serta Go-Car (Gojek).

Gojek belum genap setahun beroperasi mulai 14 September 2016 lalu, sedangkan Wak Jek baru akan genap setahun pada bulan Juni 2016. Sedangkan untuk Uber dan Go-Car kabarnya baru akan beroperasi.***

(snw)