BATAMNEWS.CO.ID, Batam - Sidang kasus perlindungan konsumen antara perusahaan air minum Sanford dengan LSM Barelang masih terus berlanjut di persidangan yang digelar oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Batam. Agendanya mendengarkan keterangan saksi-saksi.

Sidang ketiga tersebut, mendatangkan saksi ahli dari BPOM Batam. Yusril Koto selaku pihak pelapor, mengatakan kalau dalam sidang pada Rabu (8/3/2017) pihak BPOM mengatakan kalau air minum "alami" tidak terdaftar di BPOM.

"Keterangan saksi ahli dari BPOM, kalau label air minum alami tidak ada izin dan tidak terdaftar di BPOM," kata Yusril.

Kemudian, saksi dari Surveyor Indonesia (SI) yang juga dihadirkan dalam persidangan, mengatakan sample air tidak langsung diuji oleh pihak SI melainkan selalu diantar oleh pihak PT Gajah Izumi Mas Perkasa selaku produsen Sanford.

Selain keabsahan pemasangan label tersebut, Yusril juga mempertanyakan soal makna alami tersebut. Sebab, Sanford hanya menyedot air dari ATB dan diolah kembali dengan campuran bahan-bahan kimiawi. "70 persen airnya dari ATB, darimana alaminya?," kata Yusril, sebelumnya.

Namun, HRD Sanford Suwardi membantah labelnya belum terdaftar. Ia mengatakan, perubahan label "alami" tersebut sudah dilaporkan ke pihak BPOM, namun masih dalam tahap pemberian waktu.

"Kita sudah daftarkan, tapi belum tercantum. Setiap perubahan akan diberi waktu sebelum dicantumkan oleh BPOM," ujar Suwardi.

Perubahan label, menurut Suwardi hanya penambahan kosa kata dan wajib dilaporkan.

"Setiap ada penambahan kosa kata di label, harus melaporkan, dan akan diberi waktu sebelum dikeluarkan izin," kata Suwardi.

Jika tidak terdaftar, otomatis BPOM akan menyuruh semua produk untuk ditarik kembali. Tapi kita tidak ada masalah. "Kalau kita bermasalah, sudah pasti kita mendapat teguran atau penarikan produk," ucapnya.

Pihak BPOM, Widya belum bisa dikonfirmasi terkait label "alami" Sanford tersebut.