Luhut: 20 Hari Menjabat, Arcandra Tahar Sudah Lakukan Hal Bermanfaat

Luhut:  20 Hari Menjabat, Arcandra Tahar Sudah Lakukan Hal Bermanfaat

Arcandra Tahar. (foto: ist/antara)

BATAMNEWS.CO.ID, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sudah kepincut dengan kepiawaian dan kecerdasan Arcandra Tahar dalam sektor energi. Luhut menginginkan agar Arcandra dapat kembali menjabat sebagai Menteri ESDM.

Dia mengatakan, pemerintah dan masyarakat Indonesia secara umum seharusnya berpikir dan memandang secara utuh bahwa ada seorang anak bangsa yang baik dan bertalenta. Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya juga kepincut dan langsung mendaulatnya menjadi menteri ESDM.

"Jadi, saya pikir kita musti lihat utuh ada anak bangsa baik. Presiden lihat itu satu peluang untuk restructuring semua dalam perminyakan dan gas perlu sikapi dengan baik. Saya harap teman-teman media semua enggak usah over-react tentang ini dan kita butuh manusia seperti Pak Candra ini," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/8/2016).

Menurutnya, hanya menjabat selama kurang dari 20 hari Arcandra sudah bisa membuat sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Salah satunya, pria yang pernah menetap di Amerika Serikat (AS) selama 20 tahun tersebut telah menurunkan ongkos pembangunan Blok Masela secara signifikan.

Dalam hitung-hitungan mantan Menko bidang Kemaritiman Rizal Ramli sebelumnya, ongkos pembangunan Kilang Abadi tersebut mencapai USD22 miliar. Namun, setelah dikoreksi Arcandra angkanya menurun drastis dan hanya tinggal USD15 miliar.

"Pak Candra bilang itu bukan dari saya. Saya hanya challenge mereka kenapa punya cost (Masela) seperti itu. Tunjukan saya cost strukturnya. Ditunjukin dan dia koreksi dan angka itu sampai kepada ke angka rendah itu. Pertanyaan kita kan kemana saja selama ini," tutur dia.

Kendati demikian, mantan Menko bidang Politik Hukum dan Keamanan ini menyerahkan semua keputusan kepada Presiden Jokowi. Karena, penunjukan menteri menjadi hak prerogatif Presiden.

"Kalau Anda tanya saya dengan knowledge-nya, kenapa tidak (dijadikan Menteri ESDM lagi)? Tapi kan saya tidak tahu keputusan Presiden. Karena, saya hanya pelaksana tugas," tandasnya.

Luhut Binsar Pandjaitan mengutarakan selama ini masyarakat kerap kali meributkan hal yang kecil dan mengabaikan hal yang besar.

Ia mencontohkan, sumber daya alam (SDA) berupa gas yang ada di Natuna Barat selama ini dibiarkan saja mengalir ke Singapura. Padahal, di Natuna sendiri masih gelap gulita.

"Kita ini jangan ribut soal yang kecil. Bilang nasionalisme, tapi bertahun-tahun kita biarkan gas dari West Natuna langsung ke Singapura padahal gelap di Natuna. Kurang di Batam, sekarang apa yang bisa kita lakukan soal gas itu. Hal-hal seperti ini harus kita lihat," katanya.

(ind/bbs)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews