Jakarta, Batamnews - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Hadi Tjahjanto, mengungkapkan temuan yang menggemparkan terkait kasus pornografi anak di Indonesia. 

Menurutnya, data yang diperoleh dari National Center for Missing and Exploited Children (NCMEC) menunjukkan adanya lebih dari 5 juta konten pornografi yang melibatkan anak-anak Indonesia sebagai korban.

"Dengan angka ini, Indonesia menempati peringkat empat secara internasional dan peringkat dua di kawasan ASEAN," ujar Hadi dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, hari ini.

Baca juga: Oknum Guru di Kabupaten Natuna Diduga Penyuka Sesama Jenis, Dilaporkan Kasus Pelecehan

Menurut penjelasan Hadi, korban-korban kasus pornografi ini berasal dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, SMP, SMA, hingga anak-anak yang berpendidikan di pesantren. 

Bahkan, tidak terkecuali anak-anak dengan disabilitas yang juga menjadi korban. Hadi menyatakan bahwa pelaku-pelaku kejahatan pornografi anak ini seringkali adalah orang-orang terdekat atau dikenal oleh korban. 

Untuk menangani masalah yang sangat serius ini, pihaknya berencana membentuk sebuah satuan tugas (satgas) yang khusus ditujukan untuk menangani kasus-kasus semacam ini.

"Dalam upaya penanganan, kita akan memerlukan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, yang tidak hanya berkutat pada penegakan hukum, tetapi juga memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat," tambah Hadi.

Menurut data yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, sejak September 2023, sudah ada sekitar 1,95 juta konten pornografi yang berhasil di-take down. 

Baca juga: Pria Ditemukan Tewas di Kamar Kost Simpang Kara

Namun, upaya ini masih menjadi tantangan besar, dan pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan koordinasi dan langkah-langkah pencegahan serta penegakan hukum untuk mengatasi masalah ini.

Kasus pornografi anak merupakan sebuah ancaman serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan bersama dari semua pihak. Satgas yang akan dibentuk diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam memerangi kejahatan ini, serta melindungi generasi muda Indonesia dari dampak yang merugikan.