Pekanbaru, Batamnews - Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) terus menunjukkan potensi sebagai salah satu sentra pertanian penghasil padi terbesar di Provinsi Riau. 

Hal ini dibuktikan oleh produktivitas tinggi yang dicapai para petani, terutama di Desa Mukti Jaya, Rimba Melintang Rohil, yang mencapai 7 ton per hektar atau 3.000 ton beras dari sekitar 450 hektar lahan.

Asisten 2 Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Rokan Hilir, Rahmatul Zamri, mengatakan bahwa pertanian padi di Rohil kini menerapkan teknologi modern dengan pemanfaatan Rapid Soil Check dan Climate Station. 

Teknologi ini membantu penggunaan pupuk menjadi lebih efisien, tidak boros, dan berdampak positif pada hasil panen. Dampak positif ini juga terasa pada kesejahteraan petani, yang mengalami peningkatan.

Baca juga: Operasi Pasar Murah Disperindagkop UKM Riau: Beras dan Cabe Merah Laris Manis

Rahmatul Zamri berharap program-program seperti ini dapat direplikasi pada kelompok tani yang lain atau komoditas pangan lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan. 

Untuk mendukung upaya ini, Bank Indonesia Provinsi Riau bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Rokan Hilir akan terus menggalakkan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), termasuk melalui demplot digital farming.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Riau, Panji Achmad, menegaskan bahwa sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia dan TPID se-Riau akan diperkuat untuk meningkatkan produktivitas komoditas beras dan pangan lainnya. 

Hal ini dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan mengendalikan inflasi pangan, dengan mengacu pada framework pengendalian inflasi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Baca juga: Langkah Strategis Dewan Pers: Bentuk Timsel dan Gugus Tugas untuk Menyokong Perpres Publisher Rights

Panji Achmad juga mengimbau agar setiap TPID tetap menjalankan program-program inovatif dan memberikan bantuan sarana prasarana pertanian untuk peningkatan produksi pangan. 

Dengan demikian, ketergantungan Provinsi Riau akan komoditas pangan dari luar daerah dapat berkurang, dan inflasi pangan dapat lebih terkendali.