Bank Indonesia: Awal 2024 Likuiditas dan Ketahanan Perbankan Tetap Kuat

Bank Indonesia: Awal 2024 Likuiditas dan Ketahanan Perbankan Tetap Kuat

Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia Februari 2024.

Batam, Batamnews - Pertumbuhan kredit perbankan pada awal 2024 mencapai 11,83% (yoy), didorong oleh kekuatan sisi penawaran dan permintaan yang masih tinggi. Dari sisi penawaran, kapasitas permodalan perbankan yang kuat dan likuiditas yang memadai turut menopang peningkatan kredit. 

Ketersediaan likuiditas perbankan tercermin pada tingginya rasio AL/DPK sebesar 27,79%, didukung oleh kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) Bank Indonesia, khususnya bagi bank-bank yang menyalurkan kredit pada sektor-sektor prioritas.

Untuk menyikapi funding gap sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,80% dan agar tetap menjaga kapasitas penyaluran kredit, bank-bank menempuh dua strategi utama yaitu realokasi alat likuid dari surat-surat berharga dan penguatan pendanaan non-DPK. 

Baca juga: Bank Indonesia Luncurkan LPI 2023, Soroti Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bank memiliki preferensi untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor potensial yang menjadi ekspertise bank dan sesuai risk appetite, antara lain ke sektor perdagangan besar dan eceran, industri, pertanian, jasa dunia usaha, dan konsumsi.

Secara umum, sektor-sektor tersebut menunjukkan kinerja usaha korporasi yang baik, mendorong terjaganya kemampuan membayar. Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit didorong oleh kredit investasi dan kredit modal kerja, masing-masing sebesar 13,39% (yoy) dan 12,26% (yoy), diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 9,64% (yoy).

Dari sisi permintaan, peningkatan kredit didorong oleh terjaganya kinerja korporasi dan rumah tangga. Sementara secara sektoral, pertumbuhan kredit terutama terjadi pada sektor Pertambangan, Jasa Sosial, dan Jasa Dunia Usaha.

Ketahanan Perbankan Tetap Kuat

Likuiditas perbankan memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) pada Januari 2024 yang terjaga tinggi pada 27,79%. Pengelolaan likuiditas perbankan juga semakin baik, sejalan dengan tingginya penempatan perbankan pada surat berharga yang tergolong likuid.

Penguatan strategi operasi moneter yang pro-market, antara lain melalui perdagangan SRBI di pasar sekunder, memberikan fleksibilitas bank dalam mengelola likuiditas dan turut menjaga kapasitas pembiayaan perbankan (lending capacity).

Baca juga: Bank Indonesia Kepri dan Pemkot Batam Bersinergi Sosialisasi QRIS Antarnegara untuk Sektor Pariwisata

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat pada level yang tinggi sebesar 27,66% pada Desember 2023, ditopang rasio kredit bermasalah perbankan (Non-Performing Loan/NPL) yang tercatat rendah, sebesar 2,19% (bruto) dan 0,71% (neto).

Ketahanan perbankan yang kuat tersebut didukung oleh kemampuan bayar korporasi dan rumah tangga yang tetap baik, terlihat dari penjualan korporasi dan ekspektasi penghasilan rumah tangga yang terus membaik. Hasil stress-test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko ketidakpastian ke depan.

Kinerja Transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital Tetap Kuat

Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar, dan andal. Pada Januari 2024, nilai transaksi digital banking tercatat sebesar Rp5.335,33 triliun atau tumbuh 17,19% (yoy). 

Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 39,28% (yoy) mencapai Rp83,37 triliun. Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 149,46% (yoy) dan mencapai Rp31,65 triliun, dengan jumlah pengguna 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan UMKM. 

Nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp692,32 triliun atau naik sebesar 2,58% (yoy).

Dari sisi pengelolaan uang Rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Januari 2024 meningkat 9,21% (yoy) menjadi Rp1.015,68 triliun. Sementara itu, kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga baik didukung kondisi likuiditas yang memadai. 

SPBI berjalan dengan lancar, aman, dan andal serta didukung oleh risiko likuiditas dan risiko operasional yang terjaga. 

Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah NKRI khususnya dalam menyambut Ramadan dan Idulfitri 1445 H melalui program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idulfitri (SERAMBI) 2024.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews