Update Terkini Konflik Gaza: Hamas Nyatakan Kesiapan Perang Prolonged, Iran Berjanji Dukungan

Update Terkini Konflik Gaza: Hamas Nyatakan Kesiapan Perang Prolonged, Iran Berjanji Dukungan

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Dalam rekaman pidato pada Jumat, 17 November 2023, Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, menegaskan bahwa para pejuang di Jalur Gaza siap menghadapi perang berkepanjangan dengan pasukan pendudukan. 

Haniyeh memuji ketahanan rakyat Palestina dan koordinasi antara faksi-faksi perlawanan untuk membubarkan kemampuan Israel dan melemahkan mereka di berbagai front.

"Jika musuh menginginkan pertempuran yang panjang, kapasitas kami lebih panjang dari musuh kami. Perlawanan kami akan menjadi penentu, menunjukkan bahwa pasukan perlawanan terus melawan musuh Zionis dan akan keluar sebagai pemenang," katanya.

Haniyeh menyoroti kemenangan yang dicapai oleh anggota perlawanan Hamas di Jalur Gaza, menekankan heroisme dan keberanian mereka dalam memberikan pukulan yang signifikan kepada personel militer musuh dan kendaraan mereka.

Baca juga: Presiden Jokowi Tiba di AS untuk Bertemu Presiden Biden Bicarakan Masalah Gaza, Palestina

Dia memprediksi bahwa sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, dan faksi-faksi perlawanan lainnya akan berhasil mengatasi pendudukan Israel di Gaza, sebagaimana yang terjadi saat Israel diusir keluar dari Gaza pada tahun 2005. "Mereka (Israel) tidak akan memetik apa pun selain kegagalan, kekecewaan, dan kekalahan," tegas Haniyeh.

Haniyeh memberi penghargaan kepada penduduk Gaza dan kelompok perlawanan karena berhasil menggagalkan tujuan dan rencana musuh untuk mengungsikan atau merebut sandera secara paksa. 
Dia juga mendesak implementasi resolusi-resolusi dari KTT Organisasi Kerja Sama Islam dan KTT Liga Arab pekan lalu, terutama untuk segera menghentikan agresi, mencabut blokade Gaza, melindungi tempat-tempat suci, serta mewujudkan aspirasi rakyat Palestina akan kebebasan dan kemerdekaan.

Haniyeh menekankan pentingnya segera membentuk sebuah komite yang terdiri atas beberapa negara untuk memantau pelaksanaan keputusan yang dihasilkan oleh KTT tersebut, sambil menyoroti dukungan internasional bagi perjuangan Palestina.

Iran Berjanji Mendukung Hamas dalam Konflik

Komandan Pasukan Quds Iran, Esmail Qaani, menyatakan komitmen Iran untuk membantu Hamas dalam perang melawan Israel. Dalam surat kepada komandan utama Hamas, Mohammed Deif, pada Kamis, 16 November 2023, Qaani menyatakan, "Saudara-saudara Anda di poros perlawanan bersatu dengan Anda dan tidak akan membiarkan musuh mencapai tujuan jahatnya di Gaza dan Palestina."

Poros perlawanan yang dimaksud oleh Qaani mencakup kelompok militan regional yang didukung oleh Iran, seperti Hamas, Hizbullah di Lebanon, berbagai milisi di Irak dan Suriah, serta milisi Houthi di Yaman.

"Kami berpegang pada janji persaudaraan yang menyatukan kami, dan kami meyakinkan Anda bahwa kami akan melakukan apa pun dalam pertempuran sejarah ini," ujar Qaani dalam surat yang dibagikan oleh kantor berita Iran, IRNA.

Pasukan Quds, yang dipimpin oleh Qaani, adalah cabang operasi luar negeri Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Baca juga: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dihantam 11 Rudal Israel, Begini Kondisinya Sekarang

Menteri Keuangan Israel Mengkritik Negosiasi dengan Hamas

Bezalel Smotrich, Menteri Keuangan Israel, mengkritik arah perang melawan Hamas saat ini. Dalam tulisan di media sosial platform X pada Kamis (16/11/2023), menteri sayap kanan itu meminta agar Israel menghentikan negosiasi mengenai pembebasan sandera oleh Hamas.

"Fakta bahwa setelah 41 hari, (Ketua Hamas Yahya) Sinwar masih dapat melakukan negosiasi untuk menetapkan syarat pembebasan para sandera menunjukkan bahwa kita tidak berada di arah yang benar," ujar Smotrich, seperti dilaporkan oleh Times of Israel.

Saat kabinet perang mengadakan pertemuan di Tel Aviv, Smotrich menekankan bahwa sudah saatnya kabinet perang menunjukkan kekuatan dengan mengakhiri negosiasi dengan Hamas dan Qatar sebagai mediator. Smotrich menegaskan bahwa sudah saatnya Israel menetapkan persyaratan khusus untuk membebaskan sandera.

"Untuk beberapa waktu sekarang, kita seharusnya menjadi pihak yang menolak untuk melakukan negosiasi dan hanya berbicara dengan tembakan dan ledakan, itulah satu-satunya cara untuk membawa kembali semua sandera dan memulihkan keamanan bagi negara Israel," kata Smotrich.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews