Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dihantam 11 Rudal Israel, Begini Kondisinya Sekarang

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dihantam 11 Rudal Israel, Begini Kondisinya Sekarang

Kondisi Kota Gaza saat serangan di hari pertama.

Jakarta, Batamnews - Wilayah sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza menjadi sasaran serangan hebat setelah 11 rudal Israel menghantam daerah tersebut. Para warga yang tengah mengungsi di sekitar rumah sakit langsung mengalami kepanikan dan berusaha menyelamatkan diri.

Rudal Israel tersebut ditargetkan pada wilayah Taliza'tar yang sangat dekat dengan RS Indonesia di Gaza. Dampaknya sangat signifikan, mengakibatkan kerusakan parah pada bangunan rumah sakit dan membuatnya terhenti beroperasi selama 24 jam.

Direktur RS Indonesia di Gaza, Atef al-Kahlout, menyatakan bahwa serangan ini tidak hanya merusak fisik rumah sakit tetapi juga membuatnya kekurangan bahan bakar, sehingga terhenti beroperasi selama 24 jam. 

Bangunan rumah sakit menjadi hancur karena ledakan bom dan pecahan peluru yang tersebar ke dalam gedung.

Baca juga: Pesawat Tempur Israel Bombardir Delapan Rumah Sakit di Jalur Gaza dalam Tiga Hari Terakhir

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, M Iqbal, telah mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang berkoordinasi dengan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) terkait nasib RS Indonesia di Gaza. 

Iqbal mengecam serangan tersebut sebagai tindakan biadab terhadap warga sipil dan fasilitas kesehatan. Terkait dengan relawan WNI, dapat dipastikan bahwa ketiga relawan yang berada di RS Indonesia berhasil selamat. Mereka berada di basement rumah sakit pada saat serangan terjadi.

Atef al-Kahlout, Direktur RS Indonesia di Gaza, melalui platform X, menjelaskan bahwa stok bahan bakar solar yang digunakan untuk operasional rumah sakit hanya tersisa untuk satu hari. Ia menyatakan bahwa RS Indonesia akan berhenti beroperasi total keesokan harinya jika tidak ada pasokan solar untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik.

Baca juga: Perang Israel-Hamas Makin Parah, Waspada Resesi Global

Sementara itu, relawan MER-C, Fikri Rofiul Haq, mengungkapkan bahwa bantuan kemanusiaan belum dapat masuk ke wilayah utara Gaza pada hari Rabu, 8 November 2023. Pintu perbatasan di Rafah ditutup kembali, menyebabkan tertahannya bantuan kemanusiaan dan kesulitan pergerakan tim kemanusiaan.

Kantor Berita Otoritas Nasional Palestina, WAFA, melaporkan satu orang tewas dalam serangan tersebut dan beberapa lainnya mengalami luka-luka. Selain itu, terdapat kerusakan pada alat rumah sakit yang dianggap vital.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews