Media Asing Soroti Ketegangan Antara Presiden Jokowi dan PDI-P dalam Pilpres 2024

Media Asing Soroti Ketegangan Antara Presiden Jokowi dan PDI-P dalam Pilpres 2024

Presiden RI Joko Widodo bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati.

Jakarta, Batamnews - Media asing memperhatikan ketegangan yang semakin melebar antara Presiden Indonesia Joko Widodo dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang saat ini berkuasa di negara tersebut. 

Pertikaian ini mencapai puncaknya setelah putra sulung Presiden Joko Widodo memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon wakil presiden untuk calon presiden yang tidak didukung oleh PDI-P.

CNA merilis Kedua belah pihak, yakni Presiden Widodo, yang akrab disapa Jokowi, dan PDI-P yang dipimpin oleh mantan presiden Megawati Soekarnoputri, saat ini berada dalam "situasi saling sandera". 

Meskipun ada ketegangan, keduanya tidak dapat terlibat dalam permusuhan terbuka karena mereka saling membutuhkan demi kepentingan politik mereka saat ini.

CNA juga menulis menurut analis politik Yoes Kenawas dari Universitas Atma Jaya, Presiden Jokowi masih membutuhkan dukungan PDI-P untuk menjaga stabilitas pemerintahannya hingga akhir masa jabatannya. 

Baca juga: Pemuda ini Menjadi Pemimpin Termuda dalam Sejarah Ekuador, Dengan Latar Belakang Pengusaha Pisang

PDI-P adalah partai terbesar di parlemen, dan presiden masih membutuhkan dukungan legislator untuk mendorong berbagai program pemerintahannya. Selain itu, jika pemerintah menjadi tidak stabil, reputasinya akan tercoreng, yang dapat mempengaruhi peluang putranya untuk menjadi wakil presiden.

Di sisi lain, PDI-P akan berhati-hati dalam menyerang Presiden Jokowi karena tingkat persetujuannya masih tinggi, dan Jokowi memiliki banyak pengikut dan sukarelawan setia. PDI-P ingin menjaga peluang mereka pada pemilihan presiden dan legislatif yang akan berlangsung pada 14 Februari tahun depan.

Hubungan antara kedua belah pihak memburuk sejak pertengahan tahun 2022, terutama karena perbedaan pendapat mengenai calon presiden yang akan mereka dukung pada pemilu 14 Februari. Presiden Jokowi juga telah mencoba membangun dinasti politiknya sendiri, yang menimbulkan perbedaan pandangan.

Perkembangan terbaru adalah ketika Menteri Pertahanan Subianto, yang juga merupakan ketua Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), memilih putra Presiden Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden. Pasangan ini mendaftar sebagai calon presiden dan wakil presiden, meskipun Raka masih menjadi anggota PDI-P, begitu pula ayahnya.

Baca juga: Pemuda Pemimpin Termuda di Kepulauan Riau, Dua Sosok ini Masih Berusia Dibawah 40 Tahun

PDI-P sendiri mendukung mantan Gubernur Jawa Tengah Pak Ganjar Pranowo dan pasangannya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. Meskipun hubungan antara Jokowi dan PDI-P tegang, mereka akan berusaha menjaga kerjasama hingga pemilu pada 14 Februari. Para analis percaya bahwa hasil pemilu nantinya akan memengaruhi dinamika hubungan antara mereka.

Jika hasil pemilu menghasilkan presiden baru pada 20 Oktober 2024, semua pihak diharapkan akan berusaha untuk konsolidasi demi kepentingan terbaik negara Indonesia. Hingga saat itu, ketegangan di antara Presiden Jokowi dan PDI-P kemungkinan akan berlanjut, dengan pemilihan presiden yang menjadi ajang persaingan sengit.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews