Gereja Ortodoks di Kota Gaza Ikut Jadi Sasaran Serangan Udara Israel

Gereja Ortodoks di Kota Gaza Ikut Jadi Sasaran Serangan Udara Israel

Anak - anak tertimbun runtuhan akibat serangan israel di Gereja Palestina (Foto: Aljazeera / Reuters)

Jakarta, Batamnews - Malam yang gelap di Kota Gaza disertai dengan suara dentuman mengerikan yang mengguncang wilayah pemukiman Al-Zaytun. 

Gereja Ortodoks Santo Porphyrius, tempat perlindungan bagi ratusan warga Palestina yang mengungsi akibat agresi Israel, menjadi sasaran serangan udara mematikan dari Israel. Seorang gadis Palestina gugur dalam serangan tersebut, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka serius.

Gereja yang merupakan gereja Ortodoks Yunani ini terletak hanya beberapa meter dari Rumah Sakit Baptis Al Ahli, yang sebelumnya telah terkena serangan brutal oleh pesawat tempur Israel. 

Dalam serangan terbaru ini, pesawat Israel menyerang gereja dengan rudal, mengakibatkan kerusakan parah pada beberapa bagian bangunan gereja dan meruntuhkan bangunan di sekitarnya.

Baca juga: Serangan Hamas Dibalas Israel: Atlet UFC Beri Dukungan untuk Palestina

Menurut laporan koresponden WAFA, delapan pengungsi telah dilaporkan meninggal dalam serangan ini, termasuk wanita dan anak-anak yang mengungsi di gereja tersebut. Puluhan lainnya dilaporkan terluka, dan para tim penyelamat serta petugas medis bekerja tanpa kenal lelah untuk mencapai mereka di bawah reruntuhan.

Serangan ini juga mengakibatkan runtuhnya gedung Dewan Gereja, yang digunakan sebagai tempat perlindungan bagi beberapa keluarga Palestina, baik Kristen maupun Muslim, yang mencari tempat berlindung di gereja selama agresi Israel yang berlangsung. 

Serangan itu tampaknya ditujukan pada sasaran di dekat gereja, di mana banyak warga Palestina mengungsi di tengah pemboman Israel di Gaza.

Saksi mata yang berada di lokasi melaporkan bahwa serangan tersebut merusak bagian depan gereja dan meruntuhkan bangunan di sekitarnya. Banyak orang yang terluka akibat serangan ini telah dievakuasi ke rumah sakit.

Sementara militer Israel berdalih bahwa serangan tersebut merupakan akibat dari roket salah sasaran kelompok Jihad Islam Palestina, kelompok tersebut telah membantah klaim tersebut. Bukti-bukti yang disajikan oleh Israel pun mulai diragukan.

Baca juga: Kisah Jurnalis di Jalur Gaza Berjuang Melaporkan Kengerian Perang Meski Terancam Bahaya

Majdy Jildah, salah satu pengungsi yang berlindung di Gereja Ortodoks Santo Porphyrius, menyatakan bahwa sekitar 500 orang telah mencari perlindungan di kampus gereja, termasuk sekitar 80 orang yang berada di gedung dewan gereja yang terkena ledakan. Dia dengan sedih mengungkapkan bahwa seorang anak telah tewas dalam serangan tersebut.

Situasi di Gaza semakin tegang, dengan Menteri Pertahanan Israel mengisyaratkan kemungkinan invasi darat. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah menekankan pentingnya memulangkan tawanan AS yang ditahan oleh Hamas di Gaza.

Krisis di Timur Tengah semakin meluas, dengan serangan udara terhadap Gereja Ortodoks Santo Porphyrius menjadi contoh terbaru dari situasi yang memprihatinkan di kawasan tersebut. 

Lebih dari 3.785 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak awal agresi yang dimulai pada tanggal 7 Oktober, menyebabkan penderitaan yang mendalam bagi masyarakat sipil di wilayah tersebut.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews