Menteri LHK: 267 Ribu Hektare Lahan Terbakar Akibat Karhutla di RI Per 2 Oktober

Menteri LHK: 267 Ribu Hektare Lahan Terbakar Akibat Karhutla di RI Per 2 Oktober

Ilustrasi kebakaran hutan. (Foto: shutterstock.com)

Jakarta, Batamnews - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan data terbaru terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia. Menurutnya, per tanggal 2 Oktober, sudah terdapat 267 ribu hektare lahan yang terbakar.

Siti awalnya mengungkap jumlah titik panas (hotspot) yang memiliki potensi menjadi titik api (firespot). Dia menyebut bahwa sejauh ini terdapat 6.659 titik panas, dengan kemungkinan 80% dari titik-titik tersebut akan berkembang menjadi titik api.

"Saya ingin bersama BNPB dan BRIN melaporkan situasi kebakaran hutan dan lahan, dengan data hotspot per tanggal 2 Oktober yang memiliki peluang 80% untuk menjadi titik api, yang mencapai angka 6659 titik," kata Siti di Kompleks Istana, Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Baca juga: Kabut Asap Masih Selimuti Pekanbaru, 21 Titik Panas Terpantau di Riau

Selanjutnya, Siti melaporkan bahwa jumlah lahan yang terbakar saat ini mencapai 267 ribu hektare, dan kemungkinan angka ini akan terus bertambah.

"Areal terbakar sudah mencapai 267 ribu hektare, dan saya memperkirakan dengan situasi bulan September dan Oktober lalu, angka ini masih akan terus bertambah," ujarnya.

3 Provinsi Prioritas dalam Penanganan Karhutla

Siti juga menyebutkan tiga provinsi yang menjadi prioritas dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan, yaitu Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Jambi. Meskipun demikian, dia tetap memantau situasi Karhutla di provinsi-provinsi lainnya.

Baca juga: Kabupaten Lingga Mulai Diselimuti Kabut Asap

"Sejak tanggal 28 September, kami telah berupaya keras di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, sambil terus memantau situasi di Riau dan Jambi. Presiden telah memberikan arahan untuk segera menangani situasi ini, terutama di Kalimantan Tengah yang masih cukup rentan. Di Sulawesi Selatan, situasinya sudah membaik, meskipun kami tetap berjaga-jaga dan mengambil langkah-langkah seperti pemadaman dan TMC," katanya.

Siti menekankan bahwa ketiga provinsi tersebut menjadi prioritas karena adanya potensi pencemaran asap melintasi batas ke negara tetangga. Namun, dia juga menegaskan bahwa hal tersebut belum terjadi hingga saat ini.

"Selanjutnya, di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Jambi menjadi prioritas karena terdapat potensi angin membawa asap melintasi perbatasan, meskipun hingga saat ini belum ada peristiwa tersebut. Kami berharap asap tidak melintasi perbatasan, dan sejauh ini belum ada kabar mengenai kabut transboundary ke Malaysia. Meskipun demikian, data citra satelit menunjukkan adanya hotspot di sana," ucapnya.

 

Tindakan Terhadap 144 Perusahaan

Siti juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan hukum terkait Karhutla ini, baik melalui kepolisian maupun KLHK. Dia menyebutkan bahwa KLHK telah memberikan peringatan kepada 144 perusahaan, dan 23 perusahaan di antaranya telah disegel.

"Selain itu, Kapolri juga telah melaporkan tindakan hukum yang telah diambil. KLHK telah menetapkan 144 perusahaan sebagai tersangka dan telah menyegel 23 perusahaan di lokasi terbakar, termasuk di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Beberapa perusahaan yang terlibat berasal dari Singapura dan Malaysia," ujarnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews