Dubes RI Singapura Suryopratomo: Potensi Batam sebagai Sumber Pangan Singapura

Dubes RI Singapura Suryopratomo: Potensi Batam sebagai Sumber Pangan Singapura

Dubes RI Singapura Suryopratomo menyebutkan Batam bisa menjadi sumber pangan Singapura (foto oberlin marbun)

Singapura, Batamnews - Potensi yang menjanjikan bagi para pengusaha di Batam. Pemerintah Singapura tengah mencari suplai besar sayuran dan ayam hidup serta telur.

"Dalam hal ini, ada peluang besar untuk investasi di sektor ayam, telur, dan sayuran di Batam," ungkap Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo, kepada batamnewsco.id saat berkunjung ke Kedutaan Besar RI di Singapura pada Rabu (2/8/2023) lalu.  

Pada sekitar tahun 2020, pemerintah Singapura telah meminta Batam untuk menjadi pemasok sayuran. "Harapannya adalah Batam bisa menjadi pusat produksi serta sumber pangan bagi rakyat Singapura," tambahnya.

Batam dipilih karena jaraknya yang sangat dekat dengan Singapura. Hal ini memungkinkan pasokan sayuran yang segar setiap harinya.

Baca juga: Update Cuaca Pekanbaru Riau Hari Ini: Cerah Berawan, Suhu Maksimum 31°C.

Data dari Kementerian Pertanian Indonesia mengungkapkan bahwa Singapura membutuhkan sekitar 2500-3000 ton sayuran setiap harinya.

"Sebagai perbandingan, Sky Park setiap harinya memerlukan sekitar 300 ton sayuran," ujar Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi, seperti yang dikutip oleh kontan pada Senin (18/7/2023).

Sayuran seperti kubis, kentang, dan sayuran hijau adalah jenis-jenis yang sangat dibutuhkan oleh Singapura.

Sementara untuk sektor ayam, Dubes Suryopratomo mengungkapkan bahwa mulai tahun ini Singapura telah membuka pintu bagi masuknya ayam hidup dari Indonesia.

"Tahun lalu, hanya ayam beku yang diizinkan masuk. Namun, tahun ini, ayam hidup dari Indonesia sudah masuk dua kali. Ayam tersebut diproduksi di Bintan dan diizinkan masuk karena telah memenuhi standar bebas flu burung," jelas Suryopratomo.

Baca juga: Rentang Tujuh Tahun: Pria Singapura Akui Melakukan Kejahatan Seksual Terhadap 28 Korban

Keputusan untuk mengizinkan masuknya ayam hidup dari Indonesia ini diambil karena Malaysia, yang sebelumnya menjadi pemasok ayam hidup terbesar bagi Singapura, telah menghentikan ekspornya. Namun, setelah masuknya ayam hidup dari Indonesia, Malaysia kembali membuka ekspornya ke Singapura.

"Singapura merupakan konsumen ayam yang cukup besar. Tentu, harga-harga akan mengikuti pasar. Awalnya, Malaysia menutup pintu ekspor ayam ke Singapura, tapi setelah Indonesia masuk, Malaysia kembali membukanya. Sekarang, yang menjadi fokus adalah persaingan dalam kualitas dan harga," tambahnya.

Perlu diketahui bahwa konsumsi ayam per kapita di Singapura mencapai 85 kg per tahun, sementara di Indonesia hanya sekitar 7 kg per kapita per tahun.

Baca juga: Catatan Ilham Bintang: Pesan Dubes RI Singapura Suryopratomo

"Jadi, memang ada permintaan yang signifikan," ungkap Suryopratomo, mantan Pemred MetroTV.

Atase Perdagangan Indonesia di Singapura, Billy Anugrah, mengungkapkan bahwa pada tahun 2022, Singapura diperkirakan mengimpor sekitar 228.000 ton ayam, baik hidup maupun potong beku, serta produk olahan. Mayoritas produk tersebut diimpor dari Brasil sebanyak 51 persen, Malaysia (24 persen), Amerika Serikat (11 persen), dan negara-negara lain (14 persen).

Pada tahun ini, Indonesia berhasil melakukan ekspor perdana ayam hidup ke Singapura. PT Japfa Comfeed Indonesia dari Gunung Kijang, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, berhasil mengirimkan 23.040 ekor ayam hidup pada Sabtu (13/5/2023), setara dengan 41,47 ton.

Baca juga: Wisata Batam Semakin Bergairah, Jumlah Wisman Melonjak dengan Wisatawan Singapura Terbanyak

Sementara itu, dalam hal telur, Dubes RI Singapura mengungkapkan bahwa Indonesia telah mendapatkan izin untuk mengekspor telur ke Singapura.

"Sekarang yang perlu diperhatikan adalah kemasannya. Di Singapura, telur harus dikemas dengan sangat kuat agar tidak pecah saat diangkut," lanjutnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews