Catatan Ilham Bintang: Pesan Dubes RI Singapura Suryopratomo

Catatan Ilham Bintang: Pesan  Dubes  RI Singapura Suryopratomo

Ilham Bintang bersama Dubes Singapura Suryopratomo (baju batik), tokoh pers Timbo Siahaan (baju putih) di taman Kedubes Indonesia di Singapura (dok Ilham Bintang)

Batam, Batamnews - Saya lupa kapan persisnya terakhir ke Singapura naik kapal ferry. Tapi pelayaran kali ini istimewa. Apalagi kami berjajaran kursi dengan Dahlan Iskan, Timbo Siahaan, Asro Kamal, dan puluhan wartawan dan wartawati anggota PWI  di kapal ferry. 
 
Traveling PWI ke Singapura diinisiasi oleh Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sakedang. Wartawan muda energik yang sedang menjadi trending topic di kalangan wartawan karena maju menjadi kandidat Ketua Umum PWI Pusat.  
 
Zulmansyah bukan hanya deklarasi tetapi juga berkeliling daerah menemui pengurus cabang PWI. Mensosialisasikan  pelbagai programnya yang dia singkat "PWI Hebat". 

Baca juga: Pemulangan Jemaah Haji Debarkasi Batam Tuntas, Lima Jemaah Masih Dirawat di Arab Saudi

Ada tiga wartawan yang telah menyatakan diri untuk maju sebagai kandidat Ketum PWI Pusat. Dua sudah deklarasi terbuka, yaitu Zulmasyah  dan Hendry Bangun, wartawan senior dari Group Kompas, mantan Sekjen PWI Pusat dan mantan Wakil Ketua Dewan Pers. Satu lagi : Ahmad Munir. Wartawan senior yang baru saja seminggu lalu diangkat sebagai Direktur Utama Antara, kantor berita terbesar di Indonesia. 
 
Adapun Ketua Umum Atal Depari disebut sebut juga akan maju sebagai petahana, meski belum pernah secara resmi mendeklarasikan dirinya secara terbuka. Atal terpilih sebagai Ketua Umum PWI di Kongres PWI Solo tahun 2018. Ia menang atas Hendry Bangun dengan selisih angka tipis, dua suara. 

Dengan banyak kandidat Kongres PWI sekarang diramalkan  bakal seru. Atal tentu akan bekerja ekstra keras untuk dapat melenggang mulus menuju priode kedua. 

Baca juga: Polsek Bengkong Gerebek Tempat Penampungan PMI Ilegal di Perumahan Golden Prima

Tidak seperti dua Ketum PWI Pusat sebelum dia. Keduanya, Tarman Azzam dan Margiono memperoleh dukungan suara aklamasi  di Komgres untuk melanjutkan kepengurusannya dua priode. 

Kita berharap Kongres PWI tahun ini  para kandidat akan saling menjaga dan mengawasi  supaya semua pihak berlaku jujur dan fair. Tidak satu pun di antara mereka yang berlaku curang. Tidak ikut-ikutan praktek politikus busuk kita yang merintangi jalan kompetitornya dengan bikin aturan perintang, menghalalkan segala cara. 

Apa kata dunia kalau hal demikian terjadi di dalam lingkup kehidupan wartawan.  Apalagi mempraktekkan politik uang dengan "menggadaikan" seluruh kepala kawan-kawan sendiri untuk kepentingan penaja ( sponsor). 
 
Traveling ke Singapura bagian dari rangkaian acara sosialisasi Kode Etik Jurnalistik dan Kode Perilaku Wartawan PWI yang diselenggarakan PWI Riau. 

Baca juga: Politik Singapura Mulai Panas, Ng Kok Song: Calon Presiden Harus Paham Tentang Kekuasaan Presiden Terpilih

Acara itu menarik karena diselenggarakan menjelang kongres, berkorelasi kuat dengan tema Kongres PWI yang bersiap menjawab tantangan dunia pers di masa depan. 

Acara berlangsung  dua hari di dua tempat. Boleh juga disebut di dua negara. Hari pertama, pembukaan, Selasa (1/8) di Hotel Batam City Hotel, Batam, sedangkan hari kedua di Kedutaan Besar Republik Indonesia ( KBRI) di Singapura. 
 
Hari pertama, saya, Dahlan Iskan, Tria Agung Kristianto dari Dewan Pers, serta Firdaus Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) tampil sebagai pembicara. 

Sedangkan  di KBRI Singapura Dubes Singapura Suryopratomo sebagai pembicara tunggal. Tommy, panggilan akrab adalah wartawan senior, mantan pemred Harian Kompas, pernah tiga periode menjadi anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat. Tommy khatam urusan KEJ dan KPW. 
 
Maka, siang itu Tommy pun kembali menekankan pentingnya wartawan mematuhi peraturan  perundang undangan, khususnya uu di bidang pers, menaati kode etik jurnalistik dan kode perilaku wartawan. 
 
" Wartawan profesional menempatkan  ketaatan pada KEJ dan KPW itu sebagai pertaruhan martabatnya,”kata Tommy. 

Baca juga: Jangan Terpengaruh Isu: Info WhatsApp Centang Biru Itu Asli

Tommy menyinggung kegiatan Pemilu Presiden Singapura yang akan berlangsung 13 September yang akan datang. 

Bulan Mei lalu Presiden Singapura, Halimah Yacob, telah mengumumkan  dia tidak akan mencalonkan diri kembali di pilpres Singapura 2023 yang mulai tahun ini terbuka untuk calon dari semua ras. Berbeda  dengan pemilihan umum pada 2017 di mana hanya anggota komunitas Melayu yang diizinkan ikut serta.

Terkait dengan Pilpres itu masyarakat media pun diingatkan menaati aturan dan etika. Menurut Tommy, otoritas  Pengembangan Media Info-komunikasi (IMDA) punya aturan rinci di bidang media. IMDA berwenang untuk mengeluarkan, dan dari waktu ke waktu, meninjau kode praktik yang berkaitan dengan standar program dan iklan yang sangat detil. 
 
Program televisi dan radio, khususnya produksi lokal, mendapatkan perhatian karena dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap masyarakat. 

Kode Konten untuk Layanan Televisi Linear Transmisi Terkelola Nasional ("Kode") ini berupaya memastikan bahwa program pada layanan tersebut yang ditawarkan oleh penyedia layanan yang dilisensikan berdasarkan Undang-Undang Penyiaran (Cap. 28). Tidak bertentangan dengan kepentingan atau ketertiban umum, atau harmoni nasional, atau menyinggung selera dan kesopanan.  

Berdasarkan UU Penyiaran (Cap. 28) IMDA punya kewenangan  juga untuk menjatuhkan sanksi, termasuk pengenaan sanksi keuangan, pada setiap penyedia layanan yang melanggar kode aturan.  

Oleh sebab itu diramalkan   Pilpres Singapura akan berlangsung sejuk, selain karena aturannya ketat, juga didukung etika dan moralitas tinggi pemangku kepentingan. 

Baca juga: Mulai 10 Agustus BP Batam Berlakukan Tarif Bongkar Muat dan Pass Penumpang Pelabuhan Batu Ampar yang Baru

"Saya telah mencoba yang terbaik untuk memenuhinya. Tujuan saya adalah membantu menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan berbelas kasih. Saya berterima kasih kepada semua warga Singapura atas kepercayaan, pengertian, dan kebaikan mereka selama masa jabatan saya, dan kepada banyak komunitas, organisasi sosial dan bisnis, yang telah menginspirasi saya dengan keyakinan dan antusiasme mereka untuk membangun Singapura yang lebih baik, " papar Halimah ketika mengumumkan ketidaksediannya untuk maju, tiga bulan lalu. 

Keputusan Presiden   Halimah Yacob itu menunjukkan standar moral yang tinggi seorang politikus. Padahal, dia berpeluang cukup besar untuk maju. Halimah cukup berhasil. Namun dia lebih memilih berkontribusi besar pada pelaksanaan Pilpres yang damai dan tentram. 

Sikap tahu diri Halimah bisa  menjadi contoh bagi petahana di mana pun dan dalam kontestasi bidang apapun. 

Akan berfungsi sebagai salah satu metode stretching otot dan syahwat politik. Semoga itu bisa diwujudkan di Indonesia.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews