Festival Bakar Tongkang di Bagansiapiapi Riau, Pesona Budaya Tionghoa Pikat Wisatawan Mancanegara

Festival Bakar Tongkang di Bagansiapiapi Riau, Pesona Budaya Tionghoa Pikat Wisatawan Mancanegara

Festival Bakar Tongkang, acara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, kembali digelar setelah tiga tahun absen akibat pandemi Covid-19. (Foto: ist)

Bagansiapiapi, Batamnews - Festival Bakar Tongkang, acara adat yang sudah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Provinsi Riau, kembali digelar setelah tiga tahun absen akibat pandemi Covid-19.

Festival yang diadakan dari tanggal 2 hingga 4 Juli 2023 ini menarik perhatian ribuan masyarakat dan wisatawan dari berbagai negara, termasuk Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, dan China daratan.

Ritual bakar tongkang merupakan salah satu bagian penting dalam Festival Bakar Tongkang. Melalui ritual ini, masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi menyampaikan bahwa mereka tidak akan kembali lagi ke tanah leluhur.

Baca juga: Karyawan BRK Syariah Melakukan Penyembelihan Lima Ekor Sapi dan Dua Ekor Kambing untuk Kurban

Ritual tersebut menjadi daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara yang ingin melihat dan mengabadikan momen unik ini.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, festival ini tidak hanya memberikan pengalaman budaya yang unik, tetapi juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat.

"Penginapan sudah penuh di Bagansiapiapi. Banyak wisatawan datang ingin melihat dan mengabadikan ritual bakar tongkang ini," ujar Roni.

Baca juga: Berhasil Ungkap Kasus Korupsi dan Perbankan, Kompol Teddy Adrian dan Timnya Dianugerahi Penghargaan Oleh Kapolda Riau

Tidak hanya Festival Bakar Tongkang, Dinas Pariwisata Riau juga mengadakan Festival Ekonomi Kreatif (Ekraf) dengan tema "Kemilau Bagan" untuk memeriahkan acara tersebut.

 

Festival Ekraf merupakan ajang saling tukar informasi, hiburan, promosi, dan edukasi bagi para kreator dan inovator. Diharapkan festival ini dapat memperluas peluang ekonomi dan membuka kolaborasi dalam berusaha.

"Ada peluang ekonomi yang harus ditangkap masyarakat. Karena, dalam kegiatan tersebut diyakini membuka peluang menjalin kolaborasi dalam berusaha," ujar dia.

Festival Ekraf "Kemilau Bagan" menampilkan berbagai atraksi seni pertunjukan, seperti Anak Band Bagan, Sri Bintan Art Tradisi, Senandung Rokan Band, Sanggar Tari Sri Kemuning, Taruna Nada Legendaris.

Baca juga: PWI Riau Melaksanakan Tradisi Kurban dengan Sembelih Sembilan Hewan

Kemudian, ada penampilan Syahrul Accoustic, Qasidah Lestari, Sanggar Sri Jasmin, Sanggar Smanda, Tari Tradisi Zapin Bagan, Sanggar Tuah Sabah, Tutty Frutty Band.

Dilanjutkan, ada Kopak Musik Tradisi, Askara Band, Sanggar Bulan Biru, Sanggar Jaya Sri Bestari, Super Market Band, Sanggar Sri Melayu, Omak Band. Seluruh penampilan seni ini memperkaya pengalaman budaya yang ditawarkan oleh Festival Bakar Tongkang.

Pemerintah Provinsi Riau memberikan dukungan kepada sektor-sektor pendukung festival ini untuk memastikan kelancaran acara. Masyarakat setempat juga diharapkan dapat menangkap peluang perputaran ekonomi selama festival berlangsung.

Ritual bakar tongkang dalam Festival Bakar Tongkang bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga memiliki makna mendalam. Masyarakat Tionghoa yang tinggal di Bagansiapiapi berjanji untuk mengembangkan diri di kota yang dikenal sebagai Hong Kong van Andalas.

 

Ritual ini sudah berlangsung sejak 134 tahun yang lalu dan sempat dilarang pada zaman orde baru. Namun, sejak era kepemimpinan Gusdur, larangan terhadap ritual ini dihapuskan.

Festival Bakar Tongkang dimulai dengan sembahyang di kelenteng Ing Hok Kiong, kelenteng tertua di kawasan Pekong Besar. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan arak-arakan menuju tempat pembakaran tongkang.

Prosesi pembakaran tongkang dimulai dengan menetapkan posisi haluan tongkang sesuai petunjuk Dewa Kie Ong Ya atau Dewa Laut. Tongkang kemudian diletakkan pada posisi pembakaran, dan kertas sembahyang ditimbun dekat lambung kapal yang siap untuk dibakar.

Baca juga: Jalur Lalu Lintas Medan-Aceh Lumpuh, Jalan Terendam Banjir di Subulussalam

Selama ritual ini, berbagai kelenteng di Bagansiapiapi juga melakukan upacara pemanggilan roh. Ritual ini melibatkan seseorang yang bersedia menjadi medium untuk dirasuki roh. Meskipun mungkin terdengar menakutkan, ritual ini merupakan bagian penting dalam tradisi Festival Bakar Tongkang.

Dengan diadakannya Festival Bakar Tongkang dan Festival Ekonomi Kreatif "Kemilau Bagan", Bagansiapiapi semakin menjadi destinasi wisata budaya yang menarik perhatian wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.

Kedua festival ini tidak hanya merayakan warisan budaya yang kaya, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews