Harga Ayam Potong di Bintan Merangkak Naik, Tembus Rp 40 Ribu Per Kilogram

Harga Ayam Potong di Bintan Merangkak Naik, Tembus Rp 40 Ribu Per Kilogram

Harga daging ayam di Bintan tembus Rp 40 ribu per kilogram. (Foto: Asrul/Batamnews)

Bintan, Batamnews - Harga daging ayam di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), terus mengalami kenaikan dari awalnya hanya Rp 33 ribu, sekarang naik menjadi Rp 40 ribu per kilogramnya.

Harga ini diprediksi akan mengalami kenaikan lagi hingga menjelang hari raya Idul Adha 1444 Hijriah.

Salah satu pedagang di Pasar Barek Motor Kijang, Bidah mengatakan, harga ayam sudah 5 kali mengalami kenaikan, tetapi kenaikan harga tersebut secara bertahap menyesuaikan harga pasar.

Baca juga: Ombudsman Kepri Buka Posko Pengaduan PPDB 2023, Catat Skemanya

"Naiknya itu tidak sekaligus, seribu-seribu naiknya sampailah harga sekarang Rp 40 ribu sekilo," kata dia, Senin (29/5/2023).

Dirinya juga mengatakan hal ini disebabkan daging ayam yang memang tidak banyak tersedia di kabupaten bintan.

"Bos kami saja ngambil dari luar," sebut Bidah.

 

Sementara itu, drh. Iwan Berri Prima selaku Medik Veteriner Ahli Muda Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKP) Bintan, dalam tulisannya di sebuah blog yang berjudul "Analisis Penyebab Mahalnya Harga Daging Ayam di Bintan", mengatakan penyebab terjadinya kenaikan harga daging ayam di bintan dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, dikarenakan ketidakseimbangan ketersediaan stok dan permintaan. Dimana lebih banyak permintaan, daripada ketersediaannya.

Kedua, saat ini stok ayam memang tidak banyak, karena pada periode akhir April 2023, para peternak ayam broiler sebagian besar mengurangi jumlah ayam peliharaannya (chick in nya). Hal ini dikarenakan, kerugian peternak yang sudah berlangsung berbulan-bulan dari Januari-April 2023.

Ketiga, harga ayam naik ini terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Di Kepri, harga ayam di kandang, tembus diangka Rp 27 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya adalah kisaran Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogramnya.

Keempat, adanya cuaca ekstrim di sebagian wilayah Indonesia, termasuk di Bintan, yang menyebabkan pemeliharaan ayam di kandang tidak bisa mencapai performa yang baik sehingga banyak peternak memilih untuk memanen ayam broiler nya lebih cepat atau tidak sesuai jadwal yang semestinya.

Kelima, ada beberapa peternak yang menargetkan panen ayam sebanyak mungkin di momentum lebaran idul fitri. Bahkan, ayam yang kecil (ayam spring), telah dilakukan pemanenan dan sengaja "beristirahat" pasca lebaran. Akibatnya, pasca idul fitri, terjadi kekosongan kandang yang berdampak pada kekosongan stok ayam dipasaran.

Informasi ini sendiri dihimpun drh. Iwan Berri Prima dari Asosiasi Peternak Unggas Bintan (APUB) dan juga berdasarkan informasi dari salah satu perusahaan perunggasan di Kabupaten Bintan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews