Maraknya Prostitusi Online MiChat di Hotel-hotel di Batam, Korban Ditipu hingga Diperas

Maraknya Prostitusi Online MiChat di Hotel-hotel di Batam, Korban Ditipu hingga Diperas

Ilustrasi cewek MiChat yang marak di hotel-hotel di Batam menjajakan layanan syahwat. (Foto: Ist)

Batam, Batamnews - Aktivitas prostitusi online via aplikasi di Kota Batam, Kepulauan Riau, semakin marak. Para pelaku beroperasi bergerombol di sejumlah hotel-hotel di Kota Batam. Untuk menyamarkan aktivitas ilegal itu, mereka berpindah-pindah dari hotel ke hotel di Batam.

Berdasarkan penelusuran batamnews.co.id, para PSK itu menjajakan diri melalui aplikasi MiChat, atau yang dikenal aplikasi ijo. Modusnya pun beragam. Para pelaku sengaja memampang foto-foto wanita cantik dan seksi berbalut filter di profilnya, untuk mencari mangsanya para pria. 

Mereka pun tak segan-segan langsung menawarkan diri. Mereka diduga diorganisir oleh muncikari atau germo. "ST bang?...." ujar bunyi tawaran itu. Selanjutnya para pelaku menunjukkan tempat serta akses ke hotel. 

Para korban kerap tertipu dengan foto seksi dan cantik bak artis para pekerja seks tersebut. Apesnya lagi beberapa diantaranya justru tertipu dan diperas. Tarif yang ditawarkan pun beragam. Mulai dari Rp400 ribu hingga Rp 1 juta.

Diperkirakan para muncikari dan jaringan cewek MiChat ini bisa menghasilkan uang puluhan juta per hari dari transaksi syahwat hingga memeras. Biasanya mereka menawarkan para korban datang ke tempat hotel mereka menginap longstay.

Hotel-hotel yang mereka tempati beberapa diantaranya adalah hotel murah hingga hotel berbintang. Lokasinya berada di seputara Nagoya dan Batam Centre.

Sejumlah korban pun sering terkecoh. Diantaranya yang menimpa seorang pria berinisial RAA di Batam. Ia bahkan jadi korban pemerasan kawanan wanita MiChat tersebut pada Kamis (27/4/2023) lalu.

Awalnya, RAA dan wanita yang mengaku memiliki nama Putri itu sepakat melakukan booking dengan harga Rp 400 ribu. Namun setibanya di hotel, datang sejumlah orang yang mengaku sebagai suami dari wanita tersebut.

"Mereka baru kenal melalui Michat, kemudian korban mengajak ke wisma dengan harga yang telah disepakati," ujar Kapolsek Sekupang, Kompol Z.A.C Tamba, Sabtu (29/4/2023).

Saat itu, wanita tersebut yang menjemput korban menggunakan mobil Toyota Agya. Lalu keduanya pergi ke Wisma Delima Marina yang berada di Tanjung Riau.

MiChat sebenarnya dibuat untuk membantu para penggunanya berkomunikasi dengan teman, kerabat dan keluarga. Namun kerap disalahgunakan menjadi pusat prostitusi online bagi para penjaja syahwat.

MiChat berasal dari Singapura. Penggunanya sudah mencapai 10 juta di Play Store. Perusahaan induknya baru didirikan pada tahun 2018. Di Indonesia, popularitas MiChat jauh melebihi di negara asalnya, Singapura.

Buka halaman selanjutanya untuk mengetahui seperti apa modus cewek MiChat menggarap korbannya?

 

Sesampainya di kamar wisma, keduanya pun berencana hendak berkencan.

"Namun sebelum mereka berkencan, wanita tersebut menghubungi teman lelakinya untuk memberitahu bahwa mereka sedang berada di kamar 203 yang pintu kamarnya sengaja tak dikunci," kata dia.

"Setelah beberapa menit datanglah 3 orang pria yang salah satunya mengaku sebagai suaminya dari wanita tersebut," tambahnya.

Merasa ketakutan karena telah berhubungan dengan istri orang, korban pun dibawa ke mobil oleh mereka dan diajak keliling di sejumlah wilayah di Batam. Korban diperas hingga dipukuli lalu handphone miliknya pun diambil.

"Korban sempat dianiaya dan diancam, lalu handphone miliknya diambil dengan merk Realme 7 pro dan uang tunai sebesar Rp 1,5 juta, sehingga kalau ditotalkan korban mendalami kerugian sebesar Rp 3,6 juta," sebutnya.

Buka halaman selanjutnya untuk mengetahui laporan polisi jadi korban pemerasan hingga pelaku ditangkap..

 

Merasa tak terima, korban pun melapor ke Polsek Sekupang, setelah melakukan penyelidikan di lapangan akhirnya Unit Reskrim Polsek Sekupang berhasil meringkus para pelaku.

"Mereka ini komplotan, kita lakukan penyelidikan dan berhasil mendeteksi keberadaan mobil yang digunakan pelaku di wilayah Tanjung Riau," terangnya.

Awalnya, pada Jumat (28/4) petugas berhasil mengamankan dua orang pelaku bernama Putra dan Sahwati yang berperan sebagai Putri. Lalu dilakukan pengembangan dan berhasil mengamankan dua pelaku lainnya bernama Irfan dan Ubay.

"Mereka berempat ini komplotan, sudah melakukan aksinya beberapa kali dan korbannya mengalami kerugian yang tak besar, kemungkinan korbannya juga tak mau melapor," terangnya.

Saat ini keempat tersangka tengah berada di Polsek Sekupang, mereka telah ditetapkan sebagai tersangka dan menjalani pemeriksaan yang dilakukan oleh penyidik.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews