Pulau Penawar Rindu Belakang Padang, Pulau yang Menyimpan Mitos dan Sejarah

Pulau Penawar Rindu Belakang Padang, Pulau yang Menyimpan Mitos dan Sejarah

Pulau Penawar Rindu Belakang Padang dengan latar belakang Singapura (Foto: Istimewa)

Belakang Padang, Batamnews -  Pulau Belakang Padang, terletak di Provinsi Kepulauan Riau, sangat dekat dengan Pulau Batam. Meskipun pulau ini kecil, hanya memiliki luas 29,702 km2, namun pulau ini memiliki sejarah yang amat kaya.

Pulau Belakang Padang terletak dekat dengan jalur sutra laut dunia atau Selat Malaka. Maka tak heran jika penduduk pulau ini sangat heterogen mengingat peta perdagangan sejak zaman kolonial berada di sekitar Pulau Belakang Padang. Mereka terdiri dari pedagang yang singgah lalu menetap di pulau ini.

Masyarakat Pulau Belakang Padang terdiri dari warga asli Melayu, Tionghoa, hingga Jawa yang sudah mendiami pulau tersebut sejak puluhan hingga lebih dari seratus tahun yang lalu. Pulau ini menjadi salah satu tempat singgah yang ramai bagi para pedagang sehingga catatan sejarah dan cerita rakyat sangat melimpah di sana.

Salah satu versi yang cukup terkenal mengenai asal mula pulau yang terletak sangat dekat dengan Singapura ini berasal dari Pulau Sambu. Pulau Sambu adalah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Pulau Belakang Padang. Konon, jauh sebelum Pulau Belakang Padang dihuni, masyarakat sudah tinggal di Pulau Sambu. Pulau Sambu terkenal sebagai pangkalan minyak bumi yang melimpah yang sempat dikelola oleh perusahaan Belanda.

Salah satu orang Belanda yang bekerja di pangkalan minyak Sambu menitahkan beberapa masyarakat lokal untuk “membuka” pulau yang terletak di belakang Pulau Sambu. Pulau yang akan dibuka tersebut adalah Pulau Belakang Padang. Peristiwa tersebut dipercaya sebagai cikal bakal nama Belakang Padang. “Belakang” untuk menunjuk pulau yang terletak di belakang Pulau Sambu untuk dibuat “Padang” atau menjadi tempat yang lebih terbuka. Setelah itu, Pulau Belakang Padang menjadi tempat tinggal bagi pekerja pangkalan minyak Pulau Sambu.

Pulau Belakang Padang juga dikenal sebagai tempat singgah pelaut Bugis. Konon katanya, Daeng Demak, seorang pelaut asal Bugis, Sulawesi Selatan, pernah singgah di Pulau Belakang Padang yang kemudian menjadi era dimulainya pulau ini ditinggali para pendatang lainnya.

Dibalik banyaknya cerita tentang asal Pulau Belakang Padang, terdapat pula sejarah perjuangan bangsa Indonesia di pulau ini. Sekitar tahun 1965, pangkalan minyak di Pulau Sambu masih dikuasai oleh Inggris. Pada saat itu, TNI bekerja sama dengan masyarakat lokal berupaya mengambil kembali aset milik Indonesia tersebut.

Baca halaman selanjutnya tentang Sejarah Pulau Penawar Rindu dan Batu Berantai yang Melegenda...

 

Sejarah Pulau Penawar Rindu dan Batu Berantai yang Melegenda

Pulau Belakang Padang, atau yang juga dikenal sebagai Pulau Penawar Rindu, selalu berhasil menarik perhatian para wisatawan. Pulau ini dikenal karena keindahan alamnya yang memukau serta mitos yang melekat di dalamnya.

Menurut mitos yang beredar, siapa pun yang sudah pernah minum air di pulau ini pasti akan merindukan untuk kembali lagi. Mitos ini sudah beredar sejak lama dan banyak yang mempercayainya. Bahkan beberapa orang yang sudah pergi dari pulau ini akhirnya kembali lagi setelah merindukan keindahan alam dan kehangatan masyarakatnya.

Namun, mitos tersebut bukanlah satu-satunya hal yang menarik di pulau ini. Ada juga legenda Batu Rantai yang dikenal sangat mistis. Kisah ini berasal dari gugusan bebatuan karang di sekitar Pulau Belakang Padang. Konon, batu ini dijadikan sebagai tempat menghukum seorang anak nelayan yang telah memberi saran kepada raja untuk mengatasi serangan ikan todak.

Hingga kini, legenda Batu Rantai masih menjadi misteri dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke pulau ini. Banyak dari mereka yang mempercayai kesakralan batu ini dan menjaga kesopanan saat melewatinya.

Selain itu, keindahan alam pulau ini juga tak bisa dipungkiri. Pemandangan pantai yang indah, terumbu karang yang cantik, dan air laut yang jernih akan memukau siapa saja yang berkunjung ke sini. Tak heran jika pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia.

Jadi, jika kamu ingin merasakan keindahan alam dan misteri yang ada di Pulau Belakang Padang, jangan ragu untuk berkunjung ke sana. Siapa tahu, kamu juga akan merindukan pulau ini dan ingin kembali lagi seperti mitos yang ada di dalamnya.

Baca halaman selanjutnya mengenai Belakang Padang juga dikenal sebagai Pulau Bajak Laut yang ditakuti...

 

Pulau Belakang Padang, yang terkenal dengan julukan Pulau Penawar Rindu, memiliki sejarah yang tak kalah menarik dari destinasi wisata lainnya. Salah satu sejarahnya yang tak luput dari perhatian adalah bajak lautnya. Sejak abad ke-15, Selat Malaka dan Selat Singapura menjadi lalu lintas perdagangan rempah-rempah utama, dan sejak saat itu pula bajak laut Malaka mulai beraksi.

Bajak laut Malaka bukanlah hanya sekedar legenda, namun benar-benar ada di masa lalu. Bahkan pada tahun 1990-an, para bajak laut ini masih berkeliaran dan ditakuti oleh pedagang yang melintas di Selat Malaka maupun Selat Singapura. Mereka dikenal sangat lihai dalam melancarkan serangan ke kapal-kapal dagang yang melintas di perairan tersebut.

Tak hanya itu, Pulau Belakang Padang sendiri menjadi salah satu basis operasi para bajak laut tersebut. Meskipun tidak diketahui asal-usulnya, para bajak laut ini beroperasi di sekitar Pulau Belakang Padang sehingga banyak yang menyebut mereka sebagai bajak laut Belakang Padang.

Seiring dengan berjalannya waktu, para bajak laut ini akhirnya berhasil diberantas oleh pihak keamanan. Namun, sejarah kelam ini tetap menjadi bagian dari sejarah Pulau Belakang Padang yang menambah daya tarik wisata pulau ini. Kini, Pulau Belakang Padang menjadi destinasi wisata yang aman dan indah untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam serta sejarah yang terkandung di dalamnya.

 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews