Rumpak-rumpakan: Tradisi Unik Masyarakat Kota Palembang saat Idul Fitri dan Idul Adha

Rumpak-rumpakan: Tradisi Unik Masyarakat Kota Palembang saat Idul Fitri dan Idul Adha

Tradisi Rumpak dikalangan masyarakat Palembang keturunan Arab masih terjaga sampai sekarang (internet)

Batam, Batamnews - Masyarakat Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan dari keturunan Arab, memiliki tradisi unik saat perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha yang dikenal dengan sebutan rumpak-rumpakan. 

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur, kebahagiaan, dan kemenangan, dan sudah berlangsung secara turun temurun dan tetap terjaga hingga sekarang. Tujuannya adalah untuk mempererat silaturrahmi antar tetangga atau lingkungan sekitarnya yang biasa disebut dengan sanjo.

Baca juga: Sudah Diberlakukan Satu Arah, Kemacetan Masih Terjadi di Jalur Padang-Bukittinggi Senin Pagi

Dalam tradisi Rumpak-Rumpak, digunakan alat musik pukul yang disebut Terbangan. Terbangan memiliki dua jenis pukulan, yaitu pak (buka) dan bing (tutup), serta dipukul dengan berbagai macam irama seperti pukulan selang, kincat (lintang), jos, dan yahom. Selain itu, terbangan diiringi oleh lantunan syair yang mengandung pujian terhadap Nabi Muhammad SAW.

Pemain terbangan biasanya adalah generasi muda masyarakat Kelurahan Kuto Batu Palembang yang didukung oleh generasi tua.

Baca juga: Ingin Beli Mobil Bekas di Batam? Lihat Dulu Daftar Harga dan Detail Spesifikasinya di Sini!

Salah satu tokoh masyarakat Palembang, Kgs Abdullah Syafei seperti dikutip dari disway, menjelaskan bahwa tradisi rumpak-rumpakan masih sering dijumpai di beberapa wilayah di Kota Palembang, seperti di Kelurahan Kuto Batu Kampung Arab 14 Ulu dan di Kelurahan 1 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I.

Setelah melaksanakan sholat Ied, para jemaah akan berkumpul membentuk satu grup dan melakukan kunjungan atau sanjo ke rumah-rumah warga di sekitar tempat pelaksanaan shalat Ied. Kegiatan ini, dikomandoi oleh para tetua atau tokoh yang dituakan diikuti oleh para pemuda di lingkungan setempat.

Baca juga: Cuti Bersama Lebaran 2023 Sampai Tanggal Berapa? Cek Lagi Jadwalnya

Kunjungan ke rumah-rumah jemaah dimulai dari yang terdekat dengan tempat pelaksanaan Shalat Ied. Kegiatan rumpak-rumpakan biasanya dilakukan dalam satu hari, yakni hari pertama Idul Fitri atau Idul Adha.

Pada kunjungan ke rumah-rumah jemaah, biasanya disajikan aneka makanan khas seperti tekwan, kue basah, atau kue kering. Selain itu, tuan rumah juga membagikan amplop kepada rombongan anak yang ikut dalam rumpak-rumpakan. 

Baca juga: Kelompok Usia Milenial Kuasai Jumlah Populasi di Kota Batam

Setelah tetabuhan rebana dengan iringan sholawat, tradisi rumpak-rumpakan kemudian diakhiri dengan pembacaan doa oleh tetua atau tokoh masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Meskipun saat ini sudah ada kemajuan teknologi, Kgs Abdullah Syafei berharap bahwa tradisi rumpak-rumpakan tetap dilestarikan dan didukung penuh oleh pemerintah. Bahkan, dia mengusulkan agar dibuat pertautan wajib diadakan tiap kampungnya, selain dapat menjaga silaturrahmi juga dapat menarik wisatawan saat perayaan hari raya baik Idul Fitri atau Idul Adha


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews