China Tolak Telepon Menhan AS Saat Balon Mata-mata Ditembak Jatuh

China Tolak Telepon Menhan AS Saat Balon Mata-mata Ditembak Jatuh

Menhan AS Lloyd Austin (dok. AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Washington DC - Pemerintah China dilaporkan menolak telepon dari Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin pada hari jet tempur AS menembak jatuh balon mata-mata milik Beijing. Balon mata-mata itu ditembak jatuh di atas perairan Atlantik pada Sabtu (4/2/2023) lalu, setelah terdeteksi mengudara beberapa hari di wilayah AS.

Seperti dilansir AFP, Rabu (8/2/2023), informasi soal Menhan China menolak telepon dari Menhan AS itu diungkapkan oleh juru bicara Departemen Pertahanan AS, Brigadir Jenderal Pat Ryder, dalam pernyataan terbaru pada Selasa (8/2) waktu setempat.

"Pada Sabtu, 4 Februari, segera setelah mengambil tindakan untuk menembak jatuh balon RRC (Republik Rakyat China-red), DOD (Departemen Pertahanan) mengajukan permintaan panggilan aman antara Menhan Austin dan Menteri Pertahanan Nasional RRC Wei Fenghe," tutur Ryder dalam pernyataannya.

Baca juga: Ilmuwan Sebut Nenek Moyang Orang Amerika Berasal dari China, Ini Buktinya

"Sayangnya, RRC menolak permintaan kami. Komitmen kami untuk membuka jalur komunikasi akan terus berlanjut," tegasnya.

Otoritas China bersikeras menyatakan balon udara itu merupakan kendaraan udara untuk observasi cuaca tanpa tujuan militer. Namun otoritas AS menggambarkannya sebagai kendaraan mata-mata yang canggih dan mampu mengudara di ketinggian yang sangat tinggi.

Setelah bergerak perlahan di wilayah AS bagian tengah, bahkan dilaporkan melintasi beberapa situs militer sangat rahasia, balon mata-mata China itu terang ke arah pantai timur, di mana jet tempur F-22 milik AS kemudian menembaknya hingga jatuh pada Sabtu (4/2/2023) lalu.

Baca juga: Jenderal AS Peringatkan Perang dengan China Bisa Terjadi Pada 2025

Austin dan Wei terakhir kali bertemu di Kamboja pada November tahun lalu, saat Washington DC dan Beijing berupaya menurunkan ketegangan antara kedua negara menyusul kunjungan kontroversial mantan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan yang memicu amarah China.

Namun, insiden balon mata-mata itu semakin meningkatkan ketegangan dan berujung pada pembatalan rencana kunjungan langka Menteri Luar Negeri (Menlu) Antony Blinken ke Beijing.

Belum ada tanggapan resmi dari China atas informasi terbaru yang diungkapkan AS tersebut.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews