Batam, Batamnews - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengakui stok obat rabies di Batam kosong. Hal ini dikarenakan kuota yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Pemprov Kepri) juga terbatas. 

"Kami dapat (kuota obat) dari provinsi memang tidak banyak," ujar Didi, Rabu (11/1/2023). 

Ia juga memperkirakan seluruh apotek di Batam tidak ada yang menjual obat rabies. Karena sejauh ini kasus rabies di Kepri sudah jarang dan bahkan tidak ada. 

Mengenai kasus balita yang digigit oleh monyet, menurutnya tidak membutuhkan suntikan rabies. Penanganan yang sama juga dilakukan ketika digigit anjing. 

Baca juga: Monyet Lepas Gigit Balita Hingga Pendarahan di Batam, Stok Obat Rabies Habis

"Itu berlaku di Batam saja, karena kasus rabies tidak ada," katanya. 

Untuk penanganan digigit anjing atau monyet, Didi menuturkan hanya perlu diberi antibiotik pada luka gigitannya. Kemudian diberi serum anti tetanus. 

"Kasus rabies pada anjing saja sangat jarang terjadi di Batam, apalagi rabies pada monyet, jarang sekali," sebut Didi.

Jika kasus digigit anjing atau monyet di Jawa atau Bali, Didi menyebutkan ada penanganan untuk disuntik rabies. Sedangkan di Batam, sudah puluhan tahun tidak ada kasus rabies. 

Baca juga: Hati-hati Gigitan Monyet Lepas di Dotamana Batam, Warga Bingung Mau Menangkap

"Sudah lama sekali di Batam tidak ada kasus rabies," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, seorang balita berusia 4 tahun dilaporkan jadi korban gigitan monyet, Senin (9/1/2023). Kejadian ini berlangsung di Perumahan Moden Residen, Batam Centre. 

Monyet tersebut menggigit balita pada bagian betis kaki kanan. Akibatnya ada luka robek yang cukup dalam, balita itu kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Awal Bros (RSAB). 

Karena lukanya cukup parah, malamnya kembali dibawa ke rumah sakit yang sama. Namun ternyata stok obat rabies kosong, balita tersebut kemudian dibawa ke Jakarta untuk mendapat suntik rabies.