Masa Depan RSKI Galang Kian Suram

Masa Depan RSKI Galang Kian Suram

RSKI Galang. (Foto: dok. KemenPUPR)

Batam, Batamnews - Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikabarkan akan tutup pada akhir tahun 2022. Selama kurang lebih 2 tahun 9 bulan, rumah sakit tersebut telah melayani pasien Covid-19. 

Rumah sakit ini dibangun untuk menangani pasien Covid-19. Hingga dikabarkan tutup, belum diketahui peruntukan selanjutnya rumah sakit tersebut ke depan. 

Diresmikan oleh Presiden RI 

Rumah sakit ini dibangun dengan menggunakan anggaran sebesar Rp400 miliar dari APBN. Dibangun dengan metode seperti rumah sakit di Wuhan, China sehingga proses pembangunan relatif cepat. 

Baca juga: Insentif Relawan RSKI Galang Tak Kunjung Cair, Mustofa: Habis Manis Sepah Dibuang

Diperkirakan pembangunan rumah sakit ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan, dengan menggunakan lahan di belakang kawasan sejarah camp pengungsi vietnam, Galang, Batam. Fasilitas kesehatan ini untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini dibangun dengan memanfaatkan lahan seluas 20 hektare dari total luas area 80 hektare,

Lalu pada 6 April 2022, Presiden Joko Widodo meresmikan RSKI Galang. Rumah sakit ini punya banyak fasilitas, mulai dari ruang isolasi ICU bertekanan negatif, ruang observasi, laboratorium, incenerator, hingga helipad (landasan helikopter).

Puncak kasus Covid-19, Kapasitas RSKI Galang Penuh 

Pada puncak kasus Covid-19 bulan Februari  2021, RSKI Galang tidak lagi menampung pasien karena penuh. Diketahui total tempat tidur di RSKI Galang mencapai 360 tempat tidur. 

Baca juga: Tim Medis Mengaku Tak Tahu Kapan Penutupan RSKI Galang

Saat itu, pasien Covid-19 membludak, seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Batam nyaris penuh termasuk RSKI Galang. Oleh karena itu, pasien Covid-19 yang tidak memiliki Comorbid diarahkan ke asrama haji untuk diisolasi. 

Kasus Covid-19 melandai, RSKI Galang Tetap Bersiaga 

Semenjak pertengahan tahun 2022, kasus Covid-19 terus melandai baik di Indonesia terutama Kota Batam. Hal itu membuat RSKI Galang sudah mulai tidak merawat pasien Covid-19.

Terakhir, RSKI Galang menerima pasien pada 14 Mei 2022. Dari awal berdiri hingga tidak lagi menerima pasien, total pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 20 ribu orang. 

RSKI Galang Dikabarkan Tutup 

RSKI Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dikabarkan akan ditutup pada akhir tahun 2022. Hal ini dibernarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri. 

“Iya kabarnya kau ditutup,” ujar Bisri saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu. 

 

Untuk kelanjutan alih fungsi rumah sakit tersebut, Bisri menyampaikan bahwa akan menunggu arahan dari Kementrian Pertahanan (Kemenhan) RI. 

Insentif Uang Makan Tim Medis dan Non Medis RSKI Galang Tak Cair

Kabar penutupan RSKI Galang menyisakan kesedihan bagi para tim medis dan non medis, karena insentif uang makan sejak April 2022 tak kunjung cair. Hal itu membuat para petugas RSKI Galang tersebut melakukan sejumlah upaya dengan menemui pihak-pihak terkait namun tak mendapat hasil. 

Terakhir, perwakilan tim medis dan non media RSKI Galang bertandang ke DPRD Batam untuk manyampaikan aspirasi mereka. 

Hari ini, dikabarkan Danrem 033/Wira Pratama melepas para tim medis dan non medis RSKI Galang. 

Pernah dikritik 

Trubus Rahadiansyah, pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti beranggapan bahwa pembangunan RSKI Pulau Galang tidak direncanakan dengan baik. Selain karena episentrum penyebaran virus terletak di DKI Jakarta dan Jawa Timur saat itu, RSKI Pulau Galang juga dan hanya melayani pasien yang sangat spesifik.

Ia menilai lokasi RSKI Pulau Galang tidak strategis karena jauh dari mana-mana. Menurutnya, para pekerja migran Indonesia lebih sering pulang ke Indonesia via udara dengan mendarat di Bandara Soekarno Hatta ketimbang Kepulauan Riau. 

Dengan total anggaran sebesar Rp400 miliar, ia menilai pembangunan RSKI Pulau Galang terbilang boros karena dana sebanyak itu sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk membangun RS di Banten dan Jawa Tengah yang tidak jauh dari Jakarta.

Kritik yang serupa juga disampaikan oleh ekonom dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira. Ia menilai pemerintah boros dalam menggunakan anggaran untuk membangun RSKI Pulau Galang. Namun karena terlanjur dibangun, ia menyarakan kepada pemerintah untuk melakukan evaluasi.

Menanggapi kritik yang digulirkan, Kepala RSKI Pulau Galang, Kolonel (CHK) dr. Khairul Ikhsan Nasution kala itu menjawab bahwa RSKI Pulau Galang cukup berperan dalam meminimalisasi penyebaran virus COVID-19, khususnya terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru kembali dari negara lain pada masa pandemi. Selain itu, RSKI juga dibangun sebagai rumah sakit penyangga utama dalam penanggulangan COVID-19 di area Kepulauan Riau.

Fasilitas

Fasilitas di RSKI Pulau Galang dibagi menjadi 3 zonasi, yakni Zona A (renovasi eks sinam), Zona B dan Zona C. Setiap zona memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Pada Zona A, terdapat gedung penunjang seperti mess petugas, dokter dan perawat, gedung sterilisasi, gedung farmasi, gedung gizi, penatu, gudang dan gardu listrik.

Pada Zona B, terdapat fasilitas penampungan dan fasilitas pendukung seperti ruang isolasi, ruang observasi, laboratorium, ruang sterilisasi, Central Gas Medik, instalasi jenazah, landasan helikopter (helipad), dan zona utilitas.

Selain itu, di sana juga terdapat 2 buah gedung bertingkat 2 untuk layanan instalasi rawat intensif (ICU) dan non-ICU.[19] Masing-masing gedung memiliki ruang perawatan dengan spesifikasi 1 kamar memakai 4 unit modular, diisi dengan 5 tempat tidur dan 2 kamar mandi yang sudah disesuaikan dengan pengguna kursi roda. 

Total kapasitas Zona B mencapai 360 tempat tidur yang terdiri dari ruang observasi sebanyak 340 tempat tidur dan ruang isolasi sebanyak 20 tempat tidur ICU.[17] Selanjutnya, ada Zona C. Zona dini merupakan zona atau luas lahan cadangan yang disiapkan untuk pengembangan bila suatu saat nanti diperlukan. 

Di zona tersebut rencananya akan dibangun ruang instalasi gawat darurat dengan daya tampung 20 pasien dan non-IGD untuk 30 pasien. Walaupun Rumah Sakit Khusus Infeksi Penyakit Menular ini dibangun khusus untuk merawat pasien COVID-19, fasilitas kesehatan tersebut nantinya dapat difungsikan sebagai rumah sakit khusus penyakit menular lainnya selain COVID-19 

RSKI Pulau Galang juga dilengkapi dengan layanan transportasi seperti 20 unit mobil ambulans dari berbagai instansi, 4 unit truk, 4 unit minibus, 4 unit.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews