RSKI Galang Ditutup, Relawan Nekat Bertahan hingga Insentif Cair

RSKI Galang Ditutup, Relawan Nekat Bertahan hingga Insentif Cair

Relawan RSKI Galang memilih bertahan hingga instentif uang makan mereka dicairkan. (Foto: ist/batamnews)

Batam, Batamnews - Para relawan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memilih bertahan di rumah sakit hingga instentif uang makan mereka dicairkan. 

Keputusan ini diambil karena RSKI Galang direncanakan akan berhenti beroperasi alias tutup pada akhir tahun ini. 

Perwakilan relawan RSKI Galang, dr Alhamzah mengatakan para relawan masih menginginkan insentif uang makan mereka sejak bulan April 2022 belum dibayarkan. 

“Kami pilih tetap bertahan dulu, sampai uang insentif kami diberikan,” ujarnya, Jumat (16/12/2022). 

Baca: RSKI Galang Dikabarkan Tutup Akhir Tahun Ini, Bagaimana Nasib Relawan?

Mereka memilih bertahan karena sebagian besar tim medis berasal dari luar Batam. Sehingga, pihaknya menginginkan agar persoalan insentif uang makan dapat diselesaikan. 

“Nanti kalau sudah pada pulang ke daerah asalnya, sudah tidak sempat untuk memperjuangkannya,” kata dia. 

Sebelumnya insentif uang makan tidak dicairkan sejak awal tahun 2022. Namun beberapa waktu lalu, insentif uang makan selama 3 bulan dicairkan karena telah ada pemberitaan yang cukup viral. 

“Tapi baru 3 bulan saja, bulan April hingga sekarang belum ada kejelasan,” katanya. 

Baca: Relawan di RSKI Galang Keluhkan Tunjangan Uang Makan Belum Dibayar Sejak Awal 2022

Menurutnya, insentif uang makan mereka memang harus diperjuangkan karena per bulannya mencapai Rp 2,5-3 juta. Jika dikalkulasikan selama 9 bulan, maka bisa mencapai kurang lebih Rp 20 juta. 

Selanjutnya...

 

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan bertemu dengan Wali Kota Batam dan DPRD Batam untuk mengadukan nasib insentif uang mereka yang belum dicairkan. 

“Tadi kami sudah kirim surat pemberitahuan keramaian ke pihak kepolisian,” katanya. 

Alhamzah juga menekankan bahwa mereka tidak setuju ketika mereka disebut sebagai relawan. Penamaan relawan itu diartikan rela untuk tidak dibayar sedangkan mereka dikontrak dengan terdiri dari gaji pokok dan insentif uang mereka. 

“Seharusnya memang disebut dengan tim medis saja. Saat itu kami direkrut dan tandatangan kontrak tapi tidak ada interview untuk negosiasi gaji,” katanya.

Mengenai nasib mereka setelah RSKI Galang ditutup, dan jika insentif uang makan mereka dicairkan maka mereka akan kembali ke institusi asal. Seperti dirinya yang akan kembali ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Nusantara Sehat. 

Namun tim medis di RSKI Galang ada juga yang bukan dari instansi TNI atau Kemenkes RI. Alhasil, ketika RSKI Galang tutup maka terpaksa harus menganggur. 

“Jadinya ya mereka nganggur,” ucapnya. 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews