Tragedi Perahu Tenggelam PMI Ilegal di Perairan Batam

Anis Tak Tahu Kapan Jenazah Ibu dan Adik Dipulangkan

Anis Tak Tahu Kapan Jenazah Ibu dan Adik Dipulangkan

Petugas SAR mengevakuasi jasad Abdul Ahesan (4). (Foto: Basarnas)

Batam, Batamnews - Nestapa Anis Sekar (21) warga Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah tak kunjung usai. Ia hanya bisa bertanya-tanya. Kapan jenazah sang ibu dan adiknya yang masih balita dipulangkan.

Anis kini hanya pasrah. Ibu dan adiknya merupakan korban tewas tragedi kapal tenggelam di Perairan Nongsa, Kepri, Selasa (15/11/2022) lalu. Perahu cepat itu mengangkut enam calon pekerja migran ilegal (PMI). Dua awak lainnya kru. Hanya satu yang selamat dalam tragedi maut itu. Sementara satu orang masih belum ditemukan. Sisanya tewas.

Ibu dan adiknya yang bernama Sulipah (38) serta Abdul Ahesan (4) sudah teridentifikasi. Mulai dari pencocokan ciri-ciri dan juga pakaian mereka. Anis juga sudah memastikannya.

Baca juga: Sedih Lihat Foto Jenazah Korban Kapal TKI Tenggelam di Batam, Anis: Itu Ibu Saya

"Mereka (petugas) masih bekerja untuk proses Identifikasi, saya tak bisa datang ke Batam karena terkendala biaya dan saya memiliki anak bayi yang tak bisa ditinggal, mungkin karena hal itu menjadi kendala," ujar Anis, Selasa (22/11/2022).

Keluarga sudah lama menunggu proses pemulangan jenazah. Bahkan, keesokan harinya begitu mendapatkan kabar dari kepala desa bahwa ibunya akan diterbangkan hari itu sejumlah kerabat sudah menyiapkan proses kedatangan jenazah. Termasuk melakukan penggalian liang lahat untuk jenazah. 

Namun, kabar tak sedap diterima Anis pada malam harinya. Ia harus menunggu kembali proses identifikasi benar-benar selesai.

Baca juga: Ciri-ciri Mayat TKI Korban Kapal Terbalik di Perairan Kabil Batam, Ada Cincin di Jari Manis Kiri

"Awalnya siang hari kepala desa bilang ibu mau diterbangkan dan besok akan sampai di rumah, tetapi malam harinya ada petugas dari BP3MI sini mengatakan bahwa proses pemulangan dibatalkan karena masih melakukan proses Identifikasi selesai," sebutnya sambil menerima kenyataan.

Setelah menunggu beberapa hari, pada Sabtu (19/11) Anis mendapatkan kabar bahwa jasad adiknya, Abdul Ahesan ditemukan. Selama pencarian adiknya  berlangsung Anis tak henti-henti ditanyakan oleh kakek dan neneknya soal kabar itu.

Namun kabar tersebut pun belum bisa diterima sepenuhnya. Sang adik saat ini juga masih dalam proses identifikasi, pihak kepolisian dan juga rumah sakit belum membeberkan pasti bahwa itu merupakan adiknya. Hanya saja dari ciri-ciri dan juga pakaian yang ditunjukan oleh pihak rumah sakit menggunakan pesan Whassap maka Anis meyakini bahwa itu merupakan adiknya.

 

 "Dari ciri-ciri dan juga celana yang ditanyakan petugas yang melakukan Identifikasi itu menyerupai celana adik saya, bukan hanya mirip tapi saya pastikan itu celana adik saya," terangnya. 

Bingung pemulangan jenazah

Kekhawatiran Anis bukan hanya dalam proses pencarian dan identifikasi, Anis saat ini kebingungan untuk melakukan proses pemulangan kedua jenazah. Dijelaskannya bahwa kondisi dirinya di kampung terbilang sulit.

Apalagi harus mengeluarkan biaya untuk proses pemulangan kedua jenazah keluarganya itu. Ia tak yakin mampu jika ditanggung oleh pihak keluarga.

Baca juga: Jasad Balita Korban Perahu Tenggelam Ditemukan 4,8 Mil dari Lokasi Kejadian 

"Saya tak punya biaya sama sekali untuk proses pemulangan kedua jenazah, karena untuk biaya kehidupan saya juga terbilang pas-pasan disini," kata dia. 

Saat Anis menanyakan kepada sejumlah instansi yang berkordinasi terhadap keadaan ibu dan adiknya, tak satupun yang memberikan jaminan proses pemulangan kedua jenazah dapat ditanggung.  Hal tersebut membuat pikirannya semakin tak tenang. 

"Bagaimana proses pemulangan jenazah adik dan ibu saya, ibu saya sudah sepekan ditemukan dan kami kasihan jika tak segera Dikebumikan, apa mungkin karena terkendala di biaya makanya jenazah tak dipulangkan hingga saat ini?" Tanya Anis.

"Semua yang saya tanya mulai dari BP3MI, Disnaker atau Kepala desa tak memberikan jawaban pasti untuk biaya pemulangan kedua jenazah," tambahnya.

Ia berharap pemulangan jenazah keluargnya bisa ditangggung pemerintah.

"Saya sangat berharap dari pemerintah mulai dari BP3MI, Disnaker dan juga pemerintah Kabupaten serta Provinsi untuk dapat membiayakan proses pemulangan jenazah, saya juga berharap bapak Ganjar Pranowo yang merupakan Gubernur Provinsi Jawa Tengah mau mendengarkan kekhawatiran saya terhadap jenazah ibu dan adik saya agar mau membantu proses pemulangan," harapnya.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews