Presiden FIFA: Tuduhan Fans Bayaran di Piala Dunia 2022 Rasis

Presiden FIFA: Tuduhan Fans Bayaran di Piala Dunia 2022 Rasis

Qatar dituding membayar fans palsu untuk meramaikan Piala Dunia 2022. (Foto: Reuters/Suhaib Salem)

Doha - Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengecam tuduhan suporter bayaran di Piala Dunia 2022. Dia menyebut pandangan semacam itu sebagai rasisme.

Qatar dituduh membayar fans palsu untuk menyemarakkan Piala Dunia 2022. Hal tersebut menyusul viralnya video kemeriahan di Doha menyambut pesta sepakbola terbesar sedunia.

Dalam video tersebut, tampak ratusan fans mengibarkan bendera peserta Piala Dunia 2022 dan menyanyikan lagu-lagu dukungan. Para penggemar itu diduga berasal dari Pakistan dan juga para pekerja migran yang ada di Qatar.

Baca juga: Catat! Berikut Jadwal Lengkap Pertandingan Piala Dunia 2022 Qatar

"Saya melihat ratusan orang Pakistan mengenakan kaus Brasil saat berjalan di jalan Doha. Saya bersumpah saya melihat orang Pakistan berbaris di jalan untuk 7 negara berbeda pada siang hari," tulis salah satu penggemar di TikTok.

Praktik fans bayaran memang bukan hal yang baru di Qatar. Dua pertiga warga negara Timur Tengah itu enggan menonton sepakbola di stadion akibat 'penyebaran penonton bayaran', berdasarkan catatan Kementerian Perencanaan Pembangunan dan Statistik Qatar.

Gianni Infantino angkat bicara soal tudingan suporter bayaran di Qatar. Pria 52 tahun itu menilai masyarakat lokal berhak mendukung tim mana pun.

Baca juga: Senegal Minta Bantuan Dukun Agar Sadio Mane Bisa Tampil di Piala Dunia Qatar

"Dunia sudah cukup terbelah, kami menyelenggarakan Piala Dunia, bukan perang. Kami menyelenggarakan Piala Dunia di mana orang-orang yang memiliki banyak masalah ingin datang dan menikmatinya," kata Infantino, dikutip dari Sky Sports.

"Lihat kotanya, indah sekali. Orang-orang senang merayakannya. Mereka senang ketika tim datang dan mereka pergi untuk melihat itu, dan apa yang saya baca? Orang-orang ini tidak terlihat seperti orang Inggris, mereka seharusnya tidak bersorak untuk Inggris karena mereka terlihat seperti orang India. Pernyataan apa itu?"

"Bisakah seseorang yang terlihat seperti orang India tidak bersorak untuk Inggris, Spanyol, atau Jerman? Anda tahu ini apa. Ini rasisme, ini rasisme murni. Kita harus menghentikannya karena semua orang di dunia berhak bersorak untuk siapa pun yang mereka inginkan," Gianni Infantino menegaskan.
 


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews