Harga Tiket Pesawat Meroket Gila-gilaan, Begini Penjelasannya

Harga Tiket Pesawat Meroket Gila-gilaan, Begini Penjelasannya

ilustrasi

Jakarta - Tidak hanya kenaikan harga avtur yang yang membuat tiket penerbangan mahal. Keterbatasan jumlah armada yang beroperasi juga memberikan pengaruh signifikan terhadap komponen harga tiket.

Dengan kenaikan permintaan angkutan pesawat, namun jumlah pesawat terbatas membuat masalah ketidakseimbangan supply demand terjadi. Yang berpengaruh pada harga.

Pengamat Penerbangan Gatot Raharjo, menjelaskan kenaikan harga tiket tidak hanya disebabkan melonjaknya harga avtur. Namun ada biaya lain yang membuat membuat harga tiket dipatok pada Tarif Batas Atas (TBA) saat ini. seperti kenaikan kurs dollar yang membebankan biaya perawatan pesawat dan suku cadang.

Selain itu Gatot juga menjelaskan jumlah pesawat yang menurun di tengah permintaan yang melonjak membuat harga juga semakin naik.

"Sekarang pesawat juga tinggal 350 unit, itu supply dan demand akan terganggu. hukum ekonomi saja suplai sedikit demand banyak, ditambah biaya operasi pesawat sedang tinggi, mau gak mau ya naikan harga," kata Gatot via CNBC Indonesia, Senin (18/7/2022).

Gatot juga menjelaskan saat ini banyak rute yang berkurang karena jumlah pesawat yang menurun, karena jam operasional bandara yang dikurangi. Lantaran keterbatasan Sumber Daya Manusia imbas efisiensi yang dilakukan pada masa pandemi.

"Jadi dulu pesawat itu dipakainya muter ke beberapa rute kalau satu bandara sudah dikurangi operasionalnya gak bisa ke bandara lain itu menyebabkan beberapa rute dikurangi," jelasnya.

Senada, Pengamat Penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati, menjelaskan harga avtur yang palign berperan besar dalam peningkatan harga tiket yang berkontribusi 40% terhadap biaya penerbangan. Namun kekurangan armada pesawat yang berkurang saat ini juga berkontribusi dalam naiknya harga tiket.

"Ya orang berebut kursi pesawat ini, ditambah sekarang lagi ada euforia bepergian dan terbang saat ini. Dari apa yang saya monitor seperti ke Yogyakarta rata-rata Rp 1 -2 juta kini jadi Rp 2,5 juta," jelasnya, Senin (18/7/2022).

Masalah supply pesawat saat ini memang menjadi kendala. Terlebih seperti bulan Juli lalu dimana masa liburan anak sekolah dan tidak ada pembatasan mobilitas membuat permintaan penerbangan tinggi.

Untuk diketahui, tahun ini Industri penerbangan tengah mengalami lonjakan penumpang yang cukup signifikan. Dimana Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) angkutan transportasi udara pada periode Januari - Mei 2022 naik 63% menjadi 19,8 juta orang (year on year/Yoy), begitu juga penumpang tujuan internasional naik 436% menjadi 1,1 juta orang pada periode yang sama.

Sementara jumlah ketersediaan pesawat, berkurang menjadi 350 dari 550 pesawat hingga Mei 2022, mengutip data Kementerian Perhubungan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews