Erick Thohir Ungkap Penyebab Mahalnya Biaya Logistik Ekspor RI

Erick Thohir Ungkap Penyebab Mahalnya Biaya Logistik Ekspor RI

Pelabuhan kontainer. (Ilustrasi)

Batam - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan fakta bahwa, saat ini, 95 persen kargo asal pelabuhan Belawan tidak langsung menuju negara tujuan namun harus melalui Pelabuhan Singapura dan Malaysia. 

Tidak hanya pelabuhan Belawan, sebagian besar pelabuhan di Sumatra hanya sebagai feeder. Hal ini menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi Indonesia.

Dominasi Malaysia dan Singapura itu terus berlanjut sampai hari ini. Dari Januari - Mei 2022, sekitar 51 persen peti kemas yang bongkar/muat di Belawan menuju/berasal dari Malaysia. Sisanya, 44 persen ke Singapura dan Thailand 5 persen.

"Kami di Kementerian BUMN sedang berikhtiar untuk menjadikan Belawan sebagai pelabuhan ekspor yang melayani direct call," kata Menteri Erick Thohir dalam keterangannya, Selasa (18/6).

Sebagai gambaran, pelayaran langsung (direct call) kapal peti kemas dari Indonesia ke Los Angeles, misalnya, hanya perlu 23 hari. Sebaliknya, dengan transshipment, rute yang sama perlu waktu 31 hari, plus tambahan ongkos 20 – 30 persen lebih mahal.

Selain merugikan pelaku ekspor, transshipment ini membuat Indonesia kehilangan lebih banyak devisa. Jasa layanan kapal kontainer selama ini dibayar dalam mata uang asing (dollar AS).

Defisit Neraca Transportasi Imbas Biaya Pengangkutan Barang

Data Bank Indonesia mencatat, dari USD 6,286 miliar defisit neraca jasa transportasi Indonesia pada 2021, sebesar USD 6,232 miliar atau 99 persen disumbangkan oleh defisit pada biaya pengangkutan barang (sea freight).

 

"Ekspor barang yang transit ke negara lain, sangat merugikan perekonomian. Praktik ini membuat ekspor Indonesia kurang kompetitif karena harus menanggung biaya logistik yang mahal serta makan waktu. Selain itu, Indonesia juga harus kehilangan banyak devisa," jelasnya.

Menurut Menteri Erick, pengembangan Belawan bisa dimulai dengan mendatangkan kapal-kapal kontainer berukuran besar ke Belawan. Ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kapasitas dan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Belawan agar memadai untuk pengangkutan direct call (pelayaran langsung ke negara tujuan).

Selain itu, volume muatan peti kemas juga harus ditumbuhkan. Caranya, dengan menjadikan Belawan sebagai gateway bagi pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitarnya.

"Muatan kargo yang tersebar di pelabuhan-pelabuhan kecil di Sumatra, dapat dibawa ke Belawan untuk kemudian bersama-sama diangkut ke negara tujuan," tutupnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews