Jalan Tirta Madu Ambles, Akses Batu 18 Kijang-Gesek Terancam Putus

Jalan Tirta Madu Ambles, Akses Batu 18 Kijang-Gesek Terancam Putus

Kondisi ruas jalan Tirta Madu, Bintan yang ambles usai diguyur hujan. (Foto: Ari/batamnews)

Bintan, Batamnews - Hujan berkepanjangan yang mengguyur sejumlah kawasan Bintan, Kepulauan Riau mengakibatkan jalan di Tirta Madu rusak dan ambles pada Kamis (30/6/2022).

Akibatnya akses lalulintas dari Batu 18 Arah Kijang, Kecamatan Bintan Timur menuju Jalan Gesek Kecamatan Toapaya terancam putus.

Pantauan di lapangan, Jalan Tirta Madu yang merupakan salah satu jalur penghubung antara wilayah timur dan tengah di Kabupaten Bintan itu kondisinya sangat memprihatinkan.

Bagian tengah jalan yang berjarak 1 km dari Simpang Batu 18 Arah Kijang itu ambles akibat terbawa arus air hujan dan hanya menyisakan setapak saja sehingga sangat berbahaya untuk dilintasi. 

"Jalannya rusak parah apalagi sekarang musim hujan. Jadi rawan ambles," ujar salah seorang warga Bintan, Wawan yang melintas.

Kondisi jalan yang rusak ini sudah terjadi sejak awal 2021 lalu. Ketika itu 80 persen bagian jalan ambles akibat terbawa arus air yang ditimbulkan dari hujan berkepanjangan. Namun masih tersisa sebagian gorong-gorong di dalamnya.

Agar jalan itu dapat dilintasi, instansi terkait menutup setengah jalan yang ambruk itu dengan alat seadanya yaitu batang kayu lalu ditimbun dengan tanah galian. Sementara sebagian lagi dibiarkan hingga hilang terseret derasnya air dari perkebunan kelapa sawit milik PT Tirta Madu.

Selama kurun waktu lebih dari satu tahun yaitu Januari 2021-Juni 2022 jalan yang memiliki lebar 3 meter itu tetap dapat digunakan. Truk muatan barang atau hasil perkebunan serta mobil para pejabat lalu lalang melintasi jalur tersebut.

Namun mulai hari ini, kondisi jalanan tersebut semakin parah. Batang kayu yang digunakan untuk menutup jalanan tersebut mulai rusak dan bahkan beberapa batang kayu terbawa arus.

"Sebenarnya jalanan ini sudah tidak boleh dilintasi kendaraan mobil maupun truk. Karena sangat berbahaya apalagi saat ini masih sering hujan," jelasnya.

Jika hujan deras masih terus terjadi hingga Juli mendatang. Kondisi jalanan akan semakin parah. Karena tanah galian untuk menutupi jalan itu akan hilang terbawa derasnya air hujan sehingga menyisakan beberapa batang kayu.

Apabila itu tidak ditangani dan dibiarkan begitu saja maka akses dari Kijang ke Gesek bisa terputus. Maka untuk menuju kedua wilayah itu harus melalui Kota Tanjungpinang atuapun Jalan Galang Batang Kecamatan Gunung Kijang.

"Kalau jalur ini terputus maka kita harus menempuh jarak 15-30 Km untuk dapat sampai ke Km 18 Arah Kijang maupun Gesek. Jikapun masih ingin melintas salah satu jalurnya masuk ke dalam perkebunan kelapa sawit," kata pria yang mengenakan pakaian dinas tersebut.

Hal yang sama dikatakan Awar. Pria yang bekerja sebagai supir lori ini berharap perhatian dan kepedulian pemerintah daerah untuk segera memperbaiki atau membangun kembali jalanan yang ambruk tersebut.

"Sudah 1 tahun setengah kondisi jalanan yang rusak ini tidak diperbaiki. Apa menunggu ada korban baru mau bergerak," ketus pria berbadan besar ini.

Selanjutnya...

 

Jalan Tirta Madu ini mengalami kerusakan parah sejak setahun lalu yaitu banjir akibat hujan berkepanjangan pada Januari 2021. Bagian jalanan yang rusak pada ujung jalan menuju Gesek dan ujung jalan menuju Batu 18 Arah Kijang.

Untuk ujung jalan ke arah Gesek itu ambruk dan hilang terbawa arus. Kemudian pemerintah membangun jembatan sementara dengan lantainya berbahan plat besi. Sementara ujung jalan menuju Batu 18 arah Kijang hanya ditutup dengan batang kayu.

"Sekarang batang kayu yang digunakan untuk menutup jalan menuju Batu 18 arah Kijang udah berlobang terbawa arus. Tinggal setapak aja yang tersisa," sebutnya.

Meskipun jalanan itu tersisa hanya setapak namun mau tak mau tetap dilintasi oleh pengendara. Karena hanya jalur itu yang menjadi alternatif untuk menuju Gesek maupun Batu 18 arah Kijang. 

Karena menuju kedua wilayah itu hanya berjarak 6-7 Km sementara kalau melintasi Kota Tanjungpinang ataupun Galang Batang harus menempuh 30 Km.

"Kalau bisa dibangun secepatnya sehingga hasil perkebunan maupun pendistribusian kebutuhan pokok antara wilayah dapat berjalan lancar. Karena jika jalan ini putus akan menelan waktu dan juga jarak," ucapnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews