Perusahaan Industri Hulu Migas Binaan SKK Migas Tingkatkan Komponen Lokal

Perusahaan Industri Hulu Migas Binaan SKK Migas Tingkatkan Komponen Lokal

PT Tomoe Valve Batam binaan SKK Migas saat mengikuti pameran di acara pra kegiatan forum kapasitas nasional 2022, Batam (Selasa, 7/6/2022). (Foto: Margaretha/batamnews)

Batam, Batamnews - Satuan Kerja Khusus dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) memberikan pembinaan kepada Penyedia Barang/Jasa Dalam Negeri Penunjang Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi.

Tujuannya agar dapat memenuhi kualifikasi kebutuhan operasi dan proyek hulu migas di Indonesia.

Dalam pra kegiatan forum kapasitas nasional 2022 untuk wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang diselenggarakan di Batam, Selasa (7/6/2022), sejumlah penyedia barang/jasa dalam negeri hasil binaan SKK Migas serta KKKS juga hadir. 

Salah satunya PT Tomoe Valve Batam yang bergerak dalam penyedia katup sejak tahun 2005, dengan mayoritas memproduksi butterfly valve. 

Sales Manager PT Tomoe Valve Batam, Sartono mengatakan saat ini produk mereka telah sepenuhnya diproduksi di Indonesia, namun di bawah kontrol Jepang. Sebanyak 90 persen hasil produksi diekspor ke luar negeri, dan sisanya telah dipakai di dalam negeri. 

“Kami telah mensupport Pertamina Cilacap, Pertamina Galungan, Pertamina Balikapapan, selain oil and gas, kami juga mensupport Semen Indonesia, Pupuk Indonesia dan PLTU,” katanya. 

Untuk di Batam, perusahaan tersebut telah mendukung produksi PT Synergi Oil Nusantara, PT Ecogreen Oleochemicals Batam, dan juga mendukung operasional di air port. 

Kedepan, pihaknya berharap 30 persen produk mereka bisa eksis di Indonesia, dengan target jangka panjang dapat menyentuh angka 50 persen. Secara tahunan, revenue (pendapatan) PT Tomoe Valve Batam berkisar USD 18 juta per tahun. 

“Dukungan SKK Migas, berupa pembinaan pada agen-agen kami,” katanya. 

Selanjutnya ada juga PT Global Trans Servindo (GTS) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang internasional, logistik dan pergudangan di bawah naungan Global Trans Group. 

Perusahaan ini bermitra dengan KKKS Premier Oil, Medco dan Star Energy. Dan GTS berperan dalam logistik, layanan bongkar muat dan jasa transportasi laut yang terfokus di pelabuhan Matak, Kabupaten Anambas. 

Director Global Trans Group, Frysto Gurning mengatakan selain mengerjakan proyeks KKKS, perusahaan mereka juga memiliki kontrak kerja pengiriman logistik dari Tanjung Priok dan Natuna, bahkan mencakup seluruh Indonesia. 

“Nilai kontrak kerja ini mencapai puluhan miliar,” ujarnya. 

Ia menyampaikan, beberapa perubahaan mulai dirasakan sejak PT GTS menjadi vendor KKKS. Perubahan ini juga merupakan revenue dari sisi peningkatan skil sumber daya manusia (SDM) mereka. 

“Kami mendapat pembinaan dengan baik dan kontinu seperti pelatihan dan training, yaitu bagaimana penanganan kargo yang benar sehingga tidak ada insiden, pelaporan yang benar sehingga secara manajemen bisa improve, serta pembinaan mereka juga mengenai dokumen sehingga dengan mudah ke perbankan untuk pembiayaan,” jelasnya. 

Pihaknya berharap, target mereka lebih besar lagi sehingga warga lokal semakin diberdayakan, saat ini tenaga kerja lokal sudah terserap hingga 100 orang. 

“Walaupun perusahaan kami berbasis di Jakarta, namun kami tetap berdayakan warga lokal,” ucapnya. 

Dan terakhir ada PT Epsindo Jaya Pratama (EJP), merupakan  perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang pabrikan dan pengembangan Electric Submersible Pump System (ESPS) dan Horizontal Pumping System (HPS). 

Peralatan tersebut banyak dipergunakan dalam industri pertambangan minyak dan gas bumi baik di Indonesia ataupun di mancanegara.

Sudarman, GM Engineering mengatakan selama ini mereka sudah banyak mengerjakan berbagai projek sejak tahun 2000, dari mulai Sumater hingga Papua. 

“Core bussines kami di perminyakan, dengan produk pompa minyak, alat ini digunakan hingga 70 persen industri perminyakan,” ujar Manufacture Production PT EJP, Irwan Saeni. 

Dalam setahun, pihaknya dapat menjual 1.500 alat yang diproduksi. Selain itu, mereka juga sebagai penyedia jasa untuk penyewaan dan perbaikan. 

Mengenai pembinaan, sejauh ini, SKK Migas memberikan penguatan untuk selalu dapat memberdayakan komponen dalam negeri serta mengunjungi perusahaan untuk memastikan proses produksi. 

Adapun salah satu pelanggan terbesar mereka yaitu Pertamina Hulu Rokan, dan pelanggan yang lain. Namun di wilayah Kepri sendiri belum ada, pihaknya berharap alat hasil produks mereka bisa digunakan di Kepri. 

“Kami ingin bisa diberi kesempatan yang lebih besar lagi, agar dapat meningkatkan produksi kami,” katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews