Idap Penyakit Langka, Seorang Bocah di Singapura Ini Selalu Kelaparan

Idap Penyakit Langka, Seorang Bocah di Singapura Ini Selalu Kelaparan

Ilustrasi

Jakarta, Batamnews - Seorang bocah berusia 10 tahun yakni, David Soo selalu merasa lapar setiap saat. Meskipun dirinya sudah menyantap makanan banyak sekali.

David Soo yang merupakan bocah asal Singapura ini menderita penyakit atau sindrom langka, yang membuat nafsu makannya meningkat.

Dilansir dari OddityCentral (8/3/2022), David harus mengalami rasa lapar berlebihan sepanjang hari selama hidupnya. Ia menderita penyakit atau sindrom langka yang disebut Prader-Willi Syndrome (PWS).

Sindrom ini termasuk gangguan kesehatan yang cukup serius. Karena membuat penderitanya selalu merasa kelaparan, meskipun mereka sudah menyantap makanan dalam jumlah besar. Sindrom ini muncul karena hilangnya fungsi gen di area tertentu dari kromosom 15, yang belum bisa disembuhkan.

Baca juga: Anak di Bawah 6 Tahun Tak Perlu Tes Corona untuk Naik Pesawat

Tentunya hidup dengan sindrom ini cukup sulit, terutama untuk orang-orang yang mengurus penderita ini. Karena penderita selalu lapar dan ingin makan setiap saat.

Dibutuhkan pengawasan ketat, agar penderita berhenti makan. Karena jika tidak diawasi, penderita akan terus makan yang bisa saja membuat mereka meninggal karena obesitas, serangan jantung, diabetes dan sebagainya.

Bahkan dalam beberapa kasus PWS, ada pasien yang ususnya mengalami luka robekan hingga lubang. Karena banyaknya jumlah makanan yang mereka telan secara terus menerus. Komplikasi lain termasuk kembung pada perut, menurunnya fungsi pengosongan lambung.

Dikutip dari situs RareDiseases.org, pasien PWS ini memiliki keinginan untuk makan setiap saat yang tidak bisa mereka kontrol. Jika dibiarkan begitu saja, bisa sangat berbahaya untuk kesehatan dan perut.

Baca juga: Terbukti Manjur! Ini Vaksin Covid Paling Bagus Jadi Booster

Terutama pada kasus penderita yang masih anak-anak, penderita PWS yang masih anak-anak memiliki kecenderungan untuk mencuri makanan, mencuri uang untuk membeli makanan, sampai menimbun makanan.

Dalam kasus David Soo, keluarganya berusaha keras untuk mengontrol berat badannya dengan cara mengunci pintu dapur. Agar putra mereka tidak makan terlalu banyak.

Keluarga Soo juga memberikan jadwal makan khusus untuk David, jadi David tahu kapan dia akan makan atau mendapatkan snack. Sindrom ini meski cukup berbahaya, sebenarnya tidak berakibat fatal jika keluarga hingga pengurus penderita PWS menjaga pola makan penderita agar tidak makan berlebihan.

Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan PWS. Namun ahli kesehatan menyarankan untuk para penderita PWS menjalani terapi, yang membantu mengurangi gejala PWS dengan fokus meneliti hormon yang terkait dengan sindrom langka ini.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews