Batam, Batamnews - Ikan dingkis jadi yang paling banyak dicari masyarakat etnis Tionghoa di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), menjelang perayaan Imlek. Harganya pun terbilang cukup fantastis.

Ada keistimewaan tersendiri bagi masyarakat Tionghoa di Batam dengan ikan dingkis. Bagi mereka, kurang afdal jika tidak mengonsumsi ikan itu saat Imlek tiba.

Pedagang pasar ikan pun seperti ketiban rezeki. Terlebih bagi mereka yang menjual ikan dingkis. Harganya bikin geleng kepala, per kilogram (kg) saja bisa mencapai ratusan ribu.

Baca juga: Imlek, Harga Ikan Dingkis Ekspor dari Batam Bisa 5 Kali Lipat di Singapura

"Saya itu dulu pernah jual ikan dingkis 1 kg Rp 400 ribu. Itu untuk ikan yang bertelur," ujar Ivan, salah satu pedagang di Pasar Puja Bahari, Jodoh, Batam, Rabu (26/1/2022).

Ia menyebutkan, ikan dingkis hanya bertelur setahun sekali, tepatnya pada Imlek. Jadi semacam berkah tersendiri bagi masyarakat Tionghoa yang merayakannya.

"Ikan dingkis ini bertelurnya cuma setahun sekali aja. Pas bulan dua, tepat Imlek. Jadi yang merayakan Imlek ini seperti berkah buat mereka. Jadi kalau nggak makan ikan dingkis itu seperti ada yang kurang," kata dia.

Baca juga: Ikan Dingkis Si Pembawa Keberuntungan Imlek

Biasanya ikan tersebut hanya dijual dengan harga Rp 60 ribu per kg. Karena Imlek banyak yang memburunya, ikan dingkis pun dipatok dengan harga yang terbilang fantastis.

"Kita pun penjual tidak sembarang menaikkan harga. Kita lihat dulu kualitas ikan sama ukurannya juga. Ada juga yang jual Rp 100 ribuan aja. Yang paling mahal itu karena ada telurnya," kata Ivan.

Saking banyak yang mencari, ikan dingkis kerap dipesan lebih awal. Bahkan dinihari pun sudah banyak yang mencari. "Jadi kalau jam 9 ke atas itu udah tinggal sisanya aja. Ada yang bahkan sudah memesan jauh-jauh hari agar tidak dijual ke orang lain," ujarnya.

Tentu itu menjadi berkah buat para penjual ikan dingkis. Mereka bisa meraup cuan hingga puluhan juta per hari berkat ikan tersebut.