Waspada ASF, Patroli Karantina Tanjungpinang Periksa Pikap Pengangkut Daging Babi

Waspada ASF, Patroli Karantina Tanjungpinang Periksa Pikap Pengangkut Daging Babi

Pikap pengangkut daging dan jeroan babi yang diperiksa Karantina Pertanian Tanjungpinang. (Foto: Ari/batamnews)

Bintan, Batamnews - Peredaran daging babi di Bintan, Kepulauan Riau menjadi fokus pengawasan menyusul merebaknya African Swine Fever atau virus babi Afrika.

Karantina Pertanian Tanjungpinang memperketat pengawasan masuk dan keluarnya komoditas pertanian di pelabuhan-pelabuhan yang berada di Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara.

Kepala Karantina Pertanian Tanjungpinang, Raden Nurcahyo Nugroho, mengatakan pihaknya terus melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya komoditas pertanian ilegal ke Pulau Bintan.

"Khususnya daging babi yang kita perketat. Karena wabah African Swine Fever (ASF) dikabarkan sudah semakin dekat dan meresahkan peternak babi," ujar Raden, Selasa (28/12/2021) malam.

Lalu lintas daging babi ilegal sangat rawan dengan penyebaran ASF, karena lalu lintas komoditas tersebut tanpa disertai sertifikat kesehatan dan tidak dilaporkan kepada pejabat karantina. Meskipun hanya peternak babi yang akan terimbas, namun kerugian ekonomi yang ditimbulkan sangat nyata.

Dalam patroli dini hari kemarin itu petugas mendapati sebuah pickup putih yang akan keluar pelabuhan dengan muatan karkas daging babi. Dengan sigap petugas menghentikan dan melakukan pemeriksaan.

"Dari hasil pemeriksaan petugas mendapati daging dan Jeroan Babi. Jumlahnya sekitar 643,5 Kg," jelasnya.

Daging dan Jeroan Babi itu telah dilengkapi dengan Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH12) dari daerah asal yaitu PT ITS, Pulau Bulan.

Setelah dipastikan kesesuaian komoditas dengan dokumen yang menyertai, Pejabat Karantina Wilker Tanjunguban segera melepas angkutan dan muatannya.

"Kepada pemilik barang diminta untuk menyelesaikan administrasi dan membayar PNBP pelepasan secara mandiri," katanya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews