Menjadi Ayah Teladan

Menjadi Ayah Teladan

Raja Dachroni.

Oleh: Raja Dachroni

Alhamdulillah beruntung sekali saya dan jamaah Masjid Raya Sultan Riau Penyengat berkesempatan mendengarkan khutbah seorang Wakil Ketua Ulama Muslim Internasional, Habib Dr. Salim Segaf Al Jufri, Jumat (17/12/2021).

Wakil Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, Habib Salim Segaf Al Jufri menjadi wakil ketua bersama tiga ulama lainnya yakni Mufti Besar Kesultanan Oman Syekh Ahmed Al-Khalili, Syekh Khairuddin Kahraman dari Turki dan Syekh Issam Al-Bashir dari Sudan. Khutbahnya singkat dan mendalam. Menjadi ayah soleh dan teladan adalah pesan utama dalam khutbahnya.

Pada jamaah shalat Jumat dia menyampaikan tanggungjawab seorang ayah dalam mendidik anak-anaknya. Kesuksesan seorang anak baik di dunia apalagi di akhirat kelak terletak pada pundak-pundak seorang ayah. Jangan jadi ayah yang durhaka yang abai terhadap pendidikan anak-anaknya.

Selain memyampaikan beberapa ayat Alquran tentang tanggungjawab seorang ayah, Ketua Majelis Syuro PKS ini pun mengutip Gurindam 12 Pasal 10.

Dengan bapa jangan durhaka,
Supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
Supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
Supaya boleh naik ke tengah balai.

Dia menyinggung anak-anak yang dilalaikan oleh orangtuanya dari pendidikan. Anak-anak lebih banyak dan asyik dengan gadgetnya dan ada yang lupa pada Tuhannya. Pesan Pasal 10 Gurindam 12 ini menyiratkan pada para ayah dan orangtua agar tidak lalai terhadap masa depan dan pendidikan anaknya.

Selain mengutip pasal 10 dalam Gurindam 12, dia pun mengutip kisah amirul mukminin yang ditemui oleh seorang ayah yang mengeluhkan anaknya yang durhaka tidak menuruti kata orangtuanya.

Diriwayatkan pada masa Umar bin Khattab ada seorang ayah yang menyeret putranya untuk dihadapkan kepada Amirul Mukminin. Di depan Umar, orang tua itu mengadukan kelakuan putranya yang tak mau menghormati dan durhaka padanya. "Mohon nasehati dia, wahai Amirul mukminin!" kata orang tua itu.

Umar lalu menasehati anak lelaki itu. "Apa kamu tak takut kepada Tuhan-mu sebab ridha-Nya tergantung ridha orang tuamu." Tak disangka-sangka anak itu berbalik tanya: "Wahai Khalifah! Apa di samping terdapat perintah anak berbakti kepada orang tua, terdapat juga ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?".

Umar bin Khattab menjawab: "Ya, benar ada! Seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri sekaligus ibu dari putra-putrinya, memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, serta mengajari putra-putrinya Al-Quran dan ajaran agama lainnya."

Mendengar penjelasan Amirul Mukminin, anak laki-laki itu membalas: "Jika demikian, bagaimana aku berbakti kepada ayahku? Demi Allah, ayahku tak sayang kepada ibuku yang diperlakukan tak ubahnya seorang hamba sahaya. Sekali-kalinya dia mengeluarkan uang untuk ibuku, sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku. Dia juga tak menamaiku dengan nama yang baik: Aku dinamai ayahku dengan nama "Juala" (Jadian). Dia juga tak mengajariku mengaji, satu ayat pun!"

Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata: "Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka!"

Pesan yang disampaikan Dr. Salim sungguh menohok para ayah yang mendengarkan khutbahnya. Ya robb, semoga kami semua mampu menjadi ayah yang baik dan tidak menjadi ayah yang durhaka. Bantu kami ya robb, jadikan lah kami ayah-ayah yang soleh untuk putra-putri kami. Aamiin.

Penulis adalah Jamaah Salat Jumat Masjid Raya Sultan Riau Penyengat dan Ketua Komunitas Peduli Kampung Sendiri (KPKS) Tanjungpinang.


Komentar Via Facebook :

Berita Terkait

close

Aplikasi Android Batamnews