Crime Story

Bahaya Pornografi Dibalik Kisah Pilu AR, Bocah Korban Pembunuhan

Bahaya Pornografi Dibalik Kisah Pilu AR, Bocah Korban Pembunuhan

ilustrasi.

Garut, Batamnews - Nasib bocah AR (10) bikin hati teriris. Siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Terpadu (MIT) Baitul Aziz, Pacet, Garut, Jawa Barat itu jadi korban pembunuhan dan pemerkosaan. Jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang.

Polisi yang mengusut kasus ini akhirnya menguak pelakunya. Tersangka NDN (17), merupakan seorang remaja pelajar kelas 3 SMA. Kepada polisi NDN mengaku terobsesi dengan prilaku seksual karena ketagihan nonton film porno.

Baca juga: Bayi-Bayi Anak Korban Perkosaaan Herry Wirawan Dijadikan Alat Cari Sumbangan

Jasad AR ditemukan dalam karung di belakang mushola. NDN mengaku ketagihan menonton video porno sehingga gelap mata saat melihat korban sendirian.

Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengatakan, motif kejahatan pemerkosaan disertai pembunuhan yang dilakukan tersangka NDN terhadap korban AR (10) yang merupakan tetangganya itu dipicu oleh kebiasaan menonton video porno.

Penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Bandung juga menemukan banyak video porno di dalam telepon seluler (ponsel) milik pelaku NDN.

Baca juga: Pendapatan Siskaeee Rp 20 Juta per Konten di Situs OnlyFans

"Motif pelaku memperkosa dan menghabisi nyawa korban karena pelaku sering melihat video porno. Di dalam HP pelaku, kami menemukan banyak koleksi video-video (porno) tersebut. Sehingga memicu pelaku melakukan tindakan itu (pemerkosaan dan pembunuhan)," kata Kapolresta Bandung dalam konferensi pers di Mapolresta Bandung, Kamis (25/11/2021) lalu.

Kepada penyidik, ujar Kombes Pol Hendra Kurniawan, pada pukul 19.00 WIB, setelah mengaji, korban AR pulang mengaji. Saat hendak sampai ke rumahnya, korban berpapasan dengan pelaku.

Tiba-tiba pelaku NDN menyergap dan membekap mulut korban. Tubuh korban diseret ke belakang mushola. Di sini, pelaku NDN memperkosa korban sambil dibekap mulutnya agar tidak berteriak.

Baca juga: Tak Hanya Perkosa, Herry Wirawan Juga Jadikan Santriwati Ponpes Kuli Bangunan

Selain itu, pelaku NDN juga memukul pelipis korban. "Pelaku memutuskan menghabisi nyawa korban agar tak terungkap oleh polisi. Pelaku diketahui sempat turut membantu mencari korban bersama warga setempat usai korban ditemukan tewas di dalam karung belakang mushola," ujar Kombes Pol Hendra.

Kapolresta Bandung menuturkan, pelaku NDN mengaku melakukan perbuatan keji itu seorang diri. Namun penyidik masih mendalami keterangan dan kasus yang terjadi di Kampung Cipadaulun RT 02/02, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung itu. 

"Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, pelaku NDN disangkakan melanggar Pasal 340 dan 338 KUHPidana juncto UU Perlindungan Anak Pasal 80 dan 81 dengan ancaman kurungan pidana selama 20 tahun atau seumur hidup," tutur Kapolresta Bandung.

Selanjutnya: Berawal dari penemuan mayat dalam karung...

 

Penemuan mayat dalam karung bernama AR (10) diduga korban pembunuhan menggegerkan warga Kampung Cipadaulun RT 02/02, Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Selasa (23/11/2021) sekitar pukul 23.00 WIB. Korban AR ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan luka di beberapa bagian tubuh.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang diperiksa petugas Unit Reskrim Polsek Pacet, kronologi kejadian berawal saat korban pergi mengaji sekitar pukul 17.30 WIB.

Baca juga: Gadis di Batam Nyaris Diperkosa di Salon Kecantikan

Biasanya, AR pulang ke rumah pukul 19.00 WIB. Namun hingga pukul 20.00 WIB, AR tak kunjung pulang. Akhirnya orang tua korban berusaha mencari korban ke mushola tempatnya mengaji.

Namun di mushola pun, Ia tidak ada. Kemudian, orang tua korban berinisiatif mengumumkan peristiwa hilangnya AR melalui pengeras suara mushola dan meminta bantuan warga untuk ikut mencari.

"Warga kemudian membagi kelompok untuk mencari korban. Saksi Sahidin dan Rendi berinisiatif mencari ke belakang mushola. Di lokasi, saksi menemukan karung. Saat diperiksa, ternyata karung itu berisi mayat AR," kata Kapolsek Pacet AKP Adi Pramana.

Selanjutnya: Sering Nonton Film Porno, Apa Efeknya untuk Kesehatan?

 

Menonton film porno adalah aktivitas yang dianggap tidak mendidik serta dapat merusak otak dan hubungan, bagi sebagian besar masyarakat. 

Meski sudah dilarang, tetap ada saja yang menonton film dewasa tersebut. Jika kita mendalaminya lebih jauh tenrang efek mengonsumsi film dewasa, apakah efeknya buruk bagi kesehatan? 

Laman theconversation.com bertanya kepada lima pakar, tentang apakah menonton film porno buruk bagi kesehatan, dan jawabannya adalah tiga dari lima menjawab "ya, film porno buruk bagi kesehatan". 

Pada umunnya, para pakar menyoroti tentang ekspektasi tidak realistis yang mungkin muncul dari perilaku menonton film porno. Ini juga berkaitan dengan kekerasan berbasis gender dan potensi kecanduan. 

Peneliti kesehatan seksual dan reproduksi dari Department of General Practice, University of Melbourne, Meredith Temple-Smith, salah satunya, memandang bahwa efek buruk menonton pornografi bervariasi berdasarkan setiap jenis kelamin, tingkat kematangan, jenis pornografi, hingga potensi kecanduannya. 

 

Sayangnya, sulit untuk mendapatkan informasi penggunaan yang akurat untuk menentukan dampak menonton pornografi terhadap kesehatan jangka panjang dan kesehatan mental. 

Di satu sisi, kata dia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa pornografi mungkin bisa dimanfaatkan sebagai bentuk pendidikan. Namun, bagi kebanyakan orang yang kekurangan pengalaman, menonton film porno dapat menimbulkan harapan yang tidak realistis tentang aktivitas seksual yang diinginkan oleh pasangan mereka. 

"Perilaku kekerasan sering dimodelkan dan dinormalisasi dalam pornografi, yang tidak kondusif bagi sikap atau hubungan yang sehat di dunia nyata," kata Temple-Smith. 

Ia menambahkan, menonton film porno juga dapat memicu kecemasan kinerja dan masalah citra tubuh terhadap mereka yang menggunakannya dan yang muncul di dalamnya. 

"Dua belah pihak memerlukan pendekatan minimalisasi bahaya untuk melindungi mereka dari infeksi menular seksual, pemaksaan seksual, dan kekerasan," ungkapnya. 

Sementara Associate Professor dari Queensland University of Technology yang penelitiannya fokus pada gender, seksualitas dan kekerasan interpersonal menyoroti tiga efek buruk dari menonton film porno. 

Pertama, menurutnya pornografi mengajarkan perilaku seksis dan kurang egaliter, seperti yang ditemukan dalam studi meta-analisis, eksperimen dan studi longitudinal di kalangan remaja dan orang dewasa. 

Kedua, penggunaan pornografi secara konsisten dikaitkan dengan kualitas hubungan yang lebih buruk. Pria yang menggunakan pornografi disebut memiliki tingkat kepuasan seksual dan hubungan yang lebih rendah. 

Sementara wanita yang pasangan prianya mengonsunsi konten pornografi melaporkan berkurangnya keintiman, objektifikasi diri dan rasa malu tubuh, serta mengalami paksaan seksual. 

Ketiga, pornografi mengajarkan sikap dan perilaku agresif secara seksual. Orang-orang yang mengonsumsi konten pornografi memiliki sikap yang cenderung lebih mendukung kekerasan. 

"Menonton pornografi buruk bagi hubungan seseorang, kehidupan seks mereka, dan perlakuan mereka terhadap orang lain. Seks itu bagus, tetapi porno tidak," ungkapnya. 

Lalu, mengapa ada dua pakar yang menilai pornografi tidak berdampak buruk terhadap kesehatan? Anggota Dewan Penelitian Australia DECRA (2020-2022) di Pusat Penelitian Australia untuk Seks, Kesehatan, dan Masyarakat (ARCSHS), Universitas La Trobe di Melbourne, Andrea Waling mengatakan, menonton pornografi tidak berdampak buruk terhadap kesehatan, namun bergantung pada bagaimana itu digunakan. 

 

Menurutnya, pornografi dapat menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan permisif bagi pasangan untuk mengeksplorasi fantasi erotis bersama, serta memfasilitasi keintiman yang lebih besar. 

Pornografi dapat menjadi bantuan untuk masturbasi, serta dikenal dapat membantu menghilangkan stres dan kecemasan. 

Masturbasi juga dapat meningkatkan harga diri bagi sebagian wanita yang memiliki pasangan dan memberi pemahaman yang lebih baik tentang fisiologi seksual. 

"Bahkan ada sejumlah manfaat kesehatan fisik, termasuk menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2," ungkap Waling. 

Meski begitu, ia sepakat bahwa harapan yang tidak realistis dalam pornografi juga dapat berkontribusi pada masalah citra tubuh dan gangguan makan, serta kepuasan hubungan yang lebih buruk. 

Para peneliti, menurutnya, terbagi untuk melihat apakah pornografi dapat menimbulkan kecanduan atau tidak dan apakah pornografi merupakan penyebab langsung dari kekerasan seksual. 

"Namun demikian, masalah kesehatan mental mungkin lebih terkait dengan stigma seputar menonton pornografi, daripada pornografi itu sendiri," kata dia.

(fox)

Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews