Survei: 23,5 Persen Orang Tua Tolak Anaknya Divaksinasi Covid

Survei: 23,5 Persen Orang Tua Tolak Anaknya Divaksinasi Covid

Bupati Karimun Aunur Rafiq memantau kegiatan vaksinasi remaja. (Foto: Dok. Batamnews)

Batam, Batamnews - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) baru saja melakukan Survei Nasional bertajuk 'Sikap Orang Tua Terhadap Vaksinasi Anak dan Pembelajaran Tatap Muka Juli 2021" pada 5-8 Juli 2021.

Survei itu melibatkan 9.287 responden orang tua siswa di jenjang pendidikan: SD/MI; SMP/MTs; SMA/SMK/MA, dari 168 kota/kabupaten dan 34 provinsi seluruh Indonesia.

Baca juga: Penumpang Kapal Antar-Pulau di Karimun Wajib Tunjukkan Kartu Vaksinasi

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim menerangkan teknik pengumpulan data dalam survei tersebut melalui kuesioner semi tertutup (mixed) berbasis web yang menggunakan aplikasi Google Form, disebarkan via aplikasi Whatsapp ke seluruh jaringan guru P2G.

Survei itu menggunakan teknik sampling acak sederhana (simple random sampling), yaitu teknik pengambilan sampel atau elemen secara acak, setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel, dengan margin of error 0,5 persen.

Dalam survei tersebut didapati bahwa masih cukup banyak orang tua siswa yang enggan untuk memvaksinasi Covid-19 kepada anaknya. Tercatat jumlahnya berada di angka 23,5 persen.

"Sebanyak 63,3 persen orang tua setuju anaknya divaksinasi. 23,5 persen orang tua tidak setuju anaknya divaksinasi, dan 13,2 persen orang tua ragu-ragu anaknya divaksinasi," kata Satriwan dalam keterangan tulis dikutip pada Selasa (13/7/2021).

Dia mengatakan jika mendapatkan vaksinasi adalah hak (termasuk bagi anak), namun tentunya menjadi kewajiban semua orang tua, anak termasuk guru untuk menjaga dirinya tidak terpapar Covid-19 dan tidak menularkan kepada orang lain. Vaksinasi adalah salah satu upaya pokok sebagai warga negara yang baik, agar tidak mengganggu atau mengancam hak-hak orang lain untuk hidup sehat, tidak terpapar Covid-19.

"Tentu lebih baik jika anak sudah divaksinasi sebelum masuk sekolah PTM, demi mendukung tercapainya herd immunity dan suasana pembelajaran kondusif di sekolah nantinya," dorong dia.

Kendati begitu, membaca tren hasil survei menurut Satriwan menunjukkan mayoritas orang tua setuju anaknya divaksinasi.

"Nah ini menandakan orang tua sadar akan peran dan upaya mereka untuk memperoleh kesehatan dan keselamatan, agar anaknya mendapatkan hak pendidikan nantinya," ujarnya.

Baca juga: Kimia Farma Tunda Vaksinasi Covid-19 Berbayar, Ini Alasannya

Sementara itu bagi orang tua yang tidak mengizinkan anaknya divaksinasi, menurut Satriwan perlu edukasi dan sosialisasi secara baik dan jelas oleh pemerintah serta sekolah, seperti wali kelas.

Mereka, katanya mempunyai peran yang sangat tinggi guna mempengaruhi persepsi dan meyakinkan orang tua ini.

"Kesediaan orang tua mengizinkan anaknya divaksinasi patut diapresiasi, ini merupakan wujud nyata pendidikan bela negara bagi orang tua, apalagi bagi anak," pungkasnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews