Normalisasi Tali Air Jalan Lukun-Semulut di Meranti Selesai Akhir Februari

Normalisasi Tali Air Jalan Lukun-Semulut di Meranti Selesai Akhir Februari

Normalisasi tali air di jalan lintas Desa Lukun-Semulut segera selesai (Foto:Arjuna/Batamnews)

Meranti - Normalisasi tali air yang jadi sarana penunjang jalan penghubung antara Desa Lukun-Semulut, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Meranti, Provinsi Riau, akan segera selesai. Pengerjaannya sudah 90 persen dan ditargetkan selesai paling lama akhir Februari.

Demikian yang disampaikan Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan dan Pemukiman (DPU-PRPKP) Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko MT saat melakukan peninjauan di lokasi pada Jumat (19/2/2021) sore.

"Kita hanya melakukan normalisasi saja, bukan membuat tali air baru," tutur Fajar.

Ia melanjutkan, penggalian tali air dilakukan guna mengantisipasi dan meminimalisir banjir yang menggenangi badan jalan saat musim hujan tiba. Untuk itu, ia berharap pengerjaan saluran air tersebut berjalan sesuai target.

"Target kami paling 10 hari lagi akan selesai. Selain itu, kami juga meminta rekanan kontraktor untuk menggali tali air dari arah Dusun Nerlang sepanjang 7 kilometer," sebutnya.

Lebih detil, tali air di sisi kiri dan kanan sepanjang jalan pemeliharaan Desa Lukun-Semulut memiliki panjang sekitar 15 kilometer, lebarnya kurang lebih 2 meter. Untuk kedalaman sekitar 1 meter.

Lalu, untuk pekerjaan pemeliharaan jalan sepanjang 15 kilometer dan lebar 6 meter. "Untuk pengerjaannya sama, kita gunakan metode swakelola," ujarnya.

Fajar melanjutkan, pemeliharaan jalan base sepaket dengan penggalian tali air. Pengerjaannya menelan biaya kurang lebih Rp1 miliar.

"Untuk pemeliharaan jalan sudah selesai, tinggal saluran airnya saja lagi," kata Fajar.

Disela-sela peninjauan, ia menceritakan, sebelum dibase jalan di daerah tersebut merupakan salah satu yang terisolir di Kecamatan Tebingtinggi Timur. Jika air sedang pasang ditambah lagi curah hujan, tingginya bisa mencapai lutut orang dewasa. Kalau kering, jalan menjadi berlumpur dan hanya bisa dilewati dengan sekeping papan.

"Satu bulan kami mengatasi persoalan ini, hambatannya adalah cuaca. Apalagi curah hujannya tinggi. Waktu itu banyak orang mencibir kami dan pesimis bisa melakukan hal itu. Dengan adanya omongan orang tersebut membuat kami lebih semangat untuk bekerja dan optimis dapat segera menyelesaikannya," beber Fajar.

Kini, akses antar desa semakin bagus. Masyarakat pun puas dengan apa yang telah dilakukan oleh pihak Bina Marga untuk membuka isolasi di desa.

Terlihat para pedagang keluar masuk desa. Masyarakat pun lebih mudah membeli barang sandang dan pangan karena akses yang semakin bagus dan mudah untuk menuju ke ibukota kabupaten; Kota Selatpanjang.

"Hanya dengan uang 200 ribu, masyarakat sudah puas jalan-jalan ke Selatpanjang. Kalau dulu uang segitu hanya untuk ongkos pulang pergi menggunakan kapal. Lebih lagi jika tali air sudah selesai dikerjakan, tingkat kemungkinan banjir dapat diminimalisir," pungkasnya.

(cr-8)


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews