Studi Sebut Covid-19 Bikin Buruk Kualitas Sperma, Benarkah?

Studi Sebut Covid-19 Bikin Buruk Kualitas Sperma, Benarkah?

Ilustrasi

Jakarta - Studi terbaru yang dipublikasi di jurnal Reproduction menyebut kasus parah infeksi Covid-19 dapat berdampak pada kesuburan pria. Ini karena rata-rata kualitas sperma pria yang terinfeksi lebih buruk daripada pria sehat.

Peneliti melakukan penelitian dengan membandingkan data dari 84 pria subur yang terinfeksi Covid-19 dengan 105 pria subur sehat. Sampel sperma diambil dan dianalisa setiap 10 hari selama 60 hari.

Hasilnya diketahui sampel sperma dari pria yang sakit lebih banyak menunjukkan tanda-tanda inflamasi dan stres. Konsentrasi, kelincahan, dan bentuk sperma juga disebut terdampak negatif oleh infeksi Covid-19.

"Efeknya pada sel sperma adalah berhubungan dengan berkurangnya kualitas dan potensi kesuburan. Meskipun efek-efek ini cenderung membaik seiring berjalannya waktu, sperma buruk ini bisa bertahan lama dan banyak pada pasien Covid-19, terutama pada yang kasusnya parah," kata pemimpin studi Behzad Hajizadeh Maleki, seperti dikutip dari CNN pada Jumat (29/1/2021).

Androlog sekaligus kepala editor jurnal Human Fertility, Allan Pacey, menyebut sudah ada 14 studi yang melihat dampak virus Corona terhadap kesuburan. Kesimpulan yang bisa ditarik sejauh ini adalah dampak Covid-19 terhadap kesuburan tidak bersifat permanen.

Selain itu Allan juga menyebut bahwa sebetulnya hal ini bukan sesuatu yang spesial. Sebagian besar kasus infeksi memang memiliki kemungkinan berdampak pada produksi sperma.

"Jadi apa yang saya lihat dari semua ini adalah data perbedaan kualitas sperma antara pria yang sakit demam dengan pria sehat. Kita semua tahu demam bisa berdampak pada produksi sperma, terlepas dari apa penyebabnya," kata Allan.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews