Bintan - Dinas Pendidikan (Disdik) Bintan mulai membagikan seragam dan perlengkapan sekolah untuk siswa SD/MI dan SMP/MTs se-Kabupaten Bintan pada hari ini, Selasa (17/11/2020). 

Bantuan program pendidikan ini merogoh saku APBD Bintan 2020 sebesar Rp 5.707.131.000. Dana itu untuk pengadaan seragam dan perlengkapan sekolah sebanyak 3.660 set bagi siswa SD/MI dan 3.200 set untuk siswa SMP/MTs.

Kepala Disdik Bintan, Tamsir mengatakan pelaksanaan program perlengkapan sekolah gratis di Kepri ini pertama kali diterapkan di Kabupaten Bintan. 

Yaitu dimulai dari 2017 sampai di 2020 seluruh siswa baru di jenjang SD/MI dan SMP/MTs akan mendapatkan seragam, sepatu dan kaos kaki, tas, serta buku tanpa dipungut biaya sepeserpun.

"Ini masuk tahun ke 4 kita bagikan seragam dan perlengkapan sekolah gratis. Kalau dihitung dari 2017 sampai 2020 ini lebih kurang 28.000 set seragam dan perlengkapan sekolah yang pemerintah kasih ke anak-anak Bintan," ujar Tamsir.

Untuk tahun ini, kata Tamsir, ada 6.860 set seragam dan perlengkapan sekolah gratis yang akan dibagikan dengan total anggaran Rp 5.707.131.000. 

Meliputi siswa jenjang SD sebanyak 3.400 set seharga Rp 2.805.000.000, siswa jenjang MI sebanyak 260 set seharga Rp 214.500.000, siswa jenjang SMP sebanyak 2.831 set seharga Rp 2.378.040.000, dan siswa jenjang MTs sebanyak 369 set seharga Rp 309.591.000.

Seluruh bantuan itu akan dibagikan untuk siswa-siswi yang berada di 104 SD negeri maupun swasta beserta MI. Kemudian juga untuk 42 SMP negeri dan swasta serta MTs yang tersebar di 10 kecamatan.

"Jadi setiap siswa mendapatkan baju osis beserta dasi dan topi, baju batik, baju kurung, baju olahraga, baju pramuka beserta kacau dan topi. Ditambah juga tas, sepatu dan kaos kaki serta buku tulis," jelasnya.

Walaupun proses belajar mengajar sebagian besar sekolah pada masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Bintan masih menganut Belajar Dari Rumah (BDR) dengan metode online. 

Pemkab Bintan melalui Disdik Bintan tetap memberikan bantuan seragam dan perlengkapan sekolah gratis sesuai komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan, dan menuntaskan, program wajib belajar 9 tahun.

Kemudian selama melaksanakan BDR di masa pandemi Covid-19, pihak sekolah juga melakukan bimbingan pembelajaran dengan cara mengundang siswa dan oang tua setiap hari maksimal 10 orang.

"Semua itu dilakukan dengan tujuan agar guru  mengetahui secara langsung perkembgan siswa serta konseling antara orang tua dengan guru tetap berjalan selama BDR tersebut," ucapnya.