Mengintip Teknologi Pengoperasian IPAL di Batam

Mengintip Teknologi Pengoperasian IPAL di Batam

Gedung pengolahan pupuk di WWTP Bengkong Sadai (Foto:Dyah/Batamnews)

Batam - Pengerjaan Proyek Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) telah mencapai 93,8 persen untuk Waste Water Treatment Plan (WWTP) Bengkong Sadai, dan 30 persen untuk sambungan rumah.

Saat ini sudah ada 43 perumahan yang terpasang pipa IPAL dan terhubung langsung dengan pusat pengolahan di Bengkong Sadai. Pada tahap 1 ini, BP Batam menargetkan 11 ribu sambungan rumah terhubung dengan pusat pengolahan limbah.

Rumah-rumah yang telah terhubung pipa IPAL nantinya tidak lagi membutuhkan saptic tank, karena limbah domestik masyarakat akan langsung terkoneksi ke pengolahan air limbah melalui pipa sambungan.

Limbah domestik masyarakat, akan mengalir di pipa secara gravitasi menuju stasiun pompa. Saat ini, ada 5 stasiun pompa yang dibangun di Batam.

Dari stasiun pompa akan didorong ke WWTP Bengkong Sadai untuk diolah menjadi pupuk dan air baku. Limbah yang masuk ke WWTP akan dinetralisir di Food Chain Reactor (FCR) menggunakan bakteri yang akan memakan zat pencemar dalam air limbah.

Dari bangunan FCR limbah akan dialihkan ke bangunan sedimentasi untuk pengendapan limbah yang telah diolah, limbah yang telah diendapkan akan kembali dipisah dan di netralisir menggunakan teknologi deodorization untuk menghilangkan bau.

Pengolahan limbah domestik ini akan menghasilkan 230 liter air bersih per detik, dan 18 m2 air pupuk kompos. limbah yang berbentuk pupuk akan diolah kembali di gedung pengolahan pupuk dan dikemas untuk penghijauan di Batam. Sedangkan air baku rencana akan di buang ke laut sesuai DED.

Namun karena Batam membutuhkan aternatif pasokan air, air tersebut akan dialirkan ke waduk Baloi atau waduk Duriangkang dalam bentuk air baku.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews