Ribuan Babi Mati di Peternakan Palembang Positif Africa Swine Faver

Ribuan Babi Mati di Peternakan Palembang Positif Africa Swine Faver

Ilustrasi.

Palembang - Ribuan ekor babi yang mati di peternakan Palembang positif terinfeksi virus demam babi Afrika atau Africa Swine Faver (ASF). Hal itu diketahui dari hasil pemeriksaan sampel di laboratorium.

Ketua Persatuan Dokter Hewan (PDHI) Sumatera Selatan, Jafrizal mengungkapkan, pihaknya masih menunggu rekomendasi pemerintah pusat untuk langkah selanjutnya. Bisa saja dilakukan karantina wilayah agar virus itu tak lagi menyebar luas.

"Hasilnya positif ASF atau demam babi Afrika. Kami menunggu keputusan pemerintah pusat, apakah dilakukan karantina atau tidak, sebab kejadian ini sebuah wabah," ungkap Jafrizal, Selasa (14/7/2020).

Menurutnya, wajar ketika babi di Palembang terpapar virus itu. Sebab, anakan babi didatangkan dari Lampung dan Sumatera Utara yang juga sebelumnya terjadi kasus serupa.

"Mesti dilakukan pengetatan lalulintas babi dari atau menuju Palembang, karena bisa saja turut terpapar," ujarnya.

 

Saat ini, sambung dia, pihaknya rutin melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh peternakan babi untuk mencegah penularan. Peternak diimbau mencari anakan yang dipastikan sehat dan berizin.

"Untuk flu babi atau H1N1 belum ditemukan. Ini perlu diwaspadai juga karena bisa menularkan ke hewan lain, berbeda dengan demam babi Afrika," terangnya.

Jafrizal menegaskan, demam babi Afrika tidak menular ke manusia. Untuk mengonsumsinya harus dimasak benar-benar matang agar virusnya mati.

"Jangan takut mengonsumsinya, tidak ada efek bagi manusia asal dimasak dengan dengan baik," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, ribuan ekor babi di peternakan Talang Buruk Palembang mati secara bertahap sejak 15 Juni 2020. Terbanyak berada di peternakan babi di Kelurahan Talang Buruk, Palembang. Ketika itu, sampel kotoran babi diteliti Balai Veteriner Lampung untuk memastikan penyakitnya.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews