Bahaya! Ancaman Perang AS-China Nyata di Laut China Selatan

Bahaya! Ancaman Perang AS-China Nyata di Laut China Selatan

USS Ronald Reagan (CVN 76) dan USS Nimitz (CVN 68) Carrier Strike Groups di Laut Cina Selatan, Senin, (6/7/2020). (Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)

Batam - Situasi Laut China Selatan makin memanas. Amerika Serikat (AS) dan China sama-sama saling bersiaga di kawasan tersebut.

AS bahkan meluncurkan pesawat bomber B-52H dan dua kapal induk Nimitz dan USS Ronald Reagon ke LCS. Sedangkan China menyiagakan senjata anti pesawat terbang seperti rudal DF-21D dan DF-26 kawasan ini.

Dikutip South China Morning Post, Beijing menyebut AS sebagai 'biang keladi' yang membuat situasi Laut China Selatan tak aman. Melalui Juru Bicara Kementerian Luar negeri Zhao Lijian, Tirai Bambu mengatakan situasi di LCS stabil tetapi AS memprovokasi Beijing dengan negara ASEAN.

"AS sengaja mengirimkan dan mengerahkan militer untuk latihan skala besar di LCS, dan memamerkan "ototnya"," ujarnya dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/7/2020).

"Mereka memiliki tujuan tersembunyi. AS menciptakan perpecahan di antara negara-negara di kawasan ini dan membuat militerisasi LCS."

Sementara itu, seorang pensiunan perwira Tentara Militer China (PLA) mengatakan Negeri Tirai Bambu siap melawan "ancaman" yang ditimbulkan AS. Ini diutarakannya dalam sebuah artikel di Phoenix Television, jaringan televisi milik negara.

"China telah beberapa kali mengalami ancaman yang ditimbulkan AS di laut, di mana AS mengoperasikan kapal induknya," tegasnya.

"Tekad China untuk menjaga integritas teritorial, kedaulatan, dan kepentingan maritimnya tidak akan goyah karena ancaman terbaru yang ditimbulkan oleh AS. Militer China siap dan akan menangani dengan mudah. "

AS sendiri bersiaga di LCS dengan alasan menjunjung tinggi kebebasan di perairan tersebut. Sebagaimana diketahui, China 80% LCS atau 2.000 km area merupakan bagian negaranya dengan konsep Sembilan Garis Imajiner.

Pentagon mengaku prihatin dengan latihan militer yang dilakukan China. Apalagi kawasan itu sengketa beberapa negara, termasuk sejumlah negara ASEAN.

"Kegiatan (China) semakin membuat situasi tidak stabil di wilayah yang diklaim China, Vietnam dan Taiwan itu," kata Pentagon ditulis AFP.

Ketegangan antara AS dan China di kawasan LCS telah meningkat dalam beberapa waktu terakhir membuat ramalan perang kedua negara di LCS makin nyata.

"Meski konflik bersenjata antara AS-China sangat kecil secara perhitungan, kami melihat aset militer mereka beroperasi secara teratur dan tinggi di wilayah maritim yang sama," kata Collin Koh Swee, peneliti dari Singapura beberapa waktu lalu.

"Interaksi dari aset-aset kedua pihak yang bersaing ini bisa menciptakan peluang ... sengaja atau tidak sengaja yang berpotensi membakar dan meningkatkan eskalasi. Ini adalah risiko yang tak bisa didiskon."


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews