Kisruh Proyek Investasi China di Karimun, Warga Terpecah

Kisruh Proyek Investasi China di Karimun, Warga Terpecah

Kapal isap pasir milik PT. CCC

Karimun - Sejumlah nelayan di Karimun mengeluhkan proyek perusahaan asal China di Sei Pasir, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri. Menurut mereka, aktivitas reklamasi perusahaan itu sudah menghambat alur pelayaran dan aktivitas nelayan.

Dalam sebuah video yang diunggah di facebook tampak kapal hisap pasir laut dengan Logo China Comunication Construction (CCC) melakukan pengerjaan pendalaman alur.

"Jauh kali kami mutar gara-gara kapal ini. Habiskan terus terumbu karang. Ini aja baru buat ngelas udah orang asing semua," ujar seorang nelayan, Tuah Sugiharto, dalam video yang sempat ditayangkan live di Fb tersebut.

Baca juga: Bakal Serap 10 Ribu Tenaga Kerja, PT GRM Investasi Rp 700 M di Karimun

Dikabarkan, aktivitas itu bagian dari proyek PT Grace Rich Marine (GRM) yang berinvestasi hingga Rp 700 M di Karimun untuk membangun galangan dan industri konstruksi.

GRM merupakan anak perusahaan BUMN besar asal Tiongkok, PT. CCC.

Diberitakan sebelumnya, perusahaan asal di Tiongkok itu sedang melakukan reklamasi yang dilakukan di atas lahan seluas 49 hektare dengan nilai US 55 juta. Ini merupakan tahap pertama


Sejumlah warga lainnya mendukung

Kendati banyak yang mempermasalahkan operasi perusahaan tingkok ini, sejumlah warga lainnya justru mendukung keberadaan PT Grace Rich Marine (GRM).

Warga sekitar mengaku selama ini, mereka dipekerjakan sebagai sopir truk, sehingga ikut membantu perekonomian mereka. Mereka justru khawatir operasional perusahaan yang dihentikan saat ini oleh manajemen.

 

Sejumlah warga lainnya menyatakan dukungan terhadap PT GRM, dengan harapan bisa membuka lapangan pekerjaan.

Sekitar 80-an warga dari Kecamatan Meral dan Kecamatan Meral Barat berkumpul untuk membicarakan permasalahan keberadaan PT GRM.

Termasuk ibu-ibu juga tampak hadir pada pertemuan yang dilaksanakan di Baran Foodcourt, Kelurahan Baran, Kecamatan Meral, pada Kamis (3/7/2020) malam.

Mereka berharap terbuka lapangan kerja lokal bagi warga sekitar. "Kita disini untuk bersilaturahmi atas nama warga dan saling mengisi. Kami mendukung keberadaan perusahaan di sini," kata Darmadi, tokoh masyarakat setempat.

Warga mengharapkan perusahaan ini bisa tetap beroperasi karena punya peluang lapangan pekerjaan bagi warga, khususnya warga tempatan.

"Maka utamakanlah pekerjaan untuk anak-anak kita di sini," ujarnya.

Warga lainnya, Rusdi mengatakan masyarakat mendukung masuknya investor ke Kabupaten Karimun.

"Investor mana yang membuka perusahaan di sini, kami mendukung. Yang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat dan periuk nasi (pendapatan) kami," ujar Rusdi.

Dukungan mereka ditunjukkan dengan membubuhkan tandatangan secara bergantian di dua lembar spanduk berwarna putih di akhir pertemuan.


Camat minta dihentikan sementara

 

Sebelumnya ratusan nelayan tradisional di meral menolak keberadaan kapal isap pasir milik PT China Communication Contsruction. Mereka mengatakan rumah-rumah di pesisir juga terdampak secara lingkungan, seperti mengalami erosi karena aktivitas mereka dekat dengan pantai di mana banyak permukiman warga nelayan.

Kendati sebagai investor, menurut warga nelayan perusahaan harus menjaga lingkungan yang bersentuhan dengan masyarakat. Apalagi sejauh ini komunikasi dengan masyarakat di sekitaran proyek dikabarkan tidak terjalin

"Mereka tidak bisa seenaknya saja," ujar salah seorang nelayan.

Camat Meral, Herisa Anugerah pada Senin (29/6/2020) lalu meminta perusahaan menghentikan aktivitas kapal isap sementara.

Namun manajemen GRM mengatakan saat itu, jika sejak Senin (20/6/2020) perusahaan menyatakan kegiatan pengerukan pasir laut di depan pesisir perairan Sei Pasir, sudah selesai sehingga tidak ada lagi aktivitas. Akan tetapi mereka akan melakukan aktivitas ke titik selanjutnya di arah barat.

Herisa pun tetap meminta perusahaan untuk berhenti sementara. Ia berharap perusahaan tersebut bisa melakukan sosialisasi ke warga sehingga aktivitas melaut nelayan tidak ikut terganggu.

“Saya meminta perusahaan untuk tidak beraktivitas di arah barat juga, permasalahan ini perlu diselesaikan dulu, sampai semuanya clear,” ujar Herisa.


Tentang investasi PT GRM

PT Grace Rich Marine (GRM) berinvestasi hinggal Rp 700 M di Karimun membangun galangan dan kontruksi. Perusahaan ini anak perusahaan besar dari Tiongkok, PT. China Communication Contsruction (CCC).

Lokasi pembangunan proyek ini berada di Kelurahan Sungai Raya, Kecamatan Meral, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Perusahaan asal di Tiongkok itu tengah mengerjakan proyek tahap pertama. Yaitu pengerjaan reklamasi yang dilakukan di atas lahan seluas 49 hektare dengan nilai US 55 juta.

Baca juga: Johanes Kennedy Ungkap Alasan Anak BUMN China Investasi di Karimun

"Tahap pertama ini diperkirakan selama 10 bulan. Sesuai dengan izin diatas lahan seluas 49 hektare dari total lahan delapan juta kubik," kata Presiden Direktur PT. China Communication Construction (CCC) Li Guo Hui usai Launching Meral Integrated Maritime Industry, Kamis (12/12/2019) akhir tahun lalu.

Dalam perjalanan proyek tu, perusahaan BUMN terbesar ketiga asal China tersebut telah melakukan komitmen bersama Pemerintah Daerah Karimun untuk menyerap para tenaga kerja lokal yang ada.

Disebukannya bahwa, pengerjaan tahap awal ini membutuhkan sekitar 100 orang pekerja. Setelah semua selesai akan dibangun galangan kapal dan industri yang terintegritas.

"Setelah kami reklamasi, akan ada pembangunan kemaritiman industri yang Integrated, disana nanti mungkin ada pabrik-pabrik dan galangan kapal, disitu lah nanti lebih banyak menyerap pekerja lokal sekitar 10 ribu karyawan," katanya.

Saat ditanya mengenai penyerapan tenaga kerja lokasl. Li Guo Hui mengatakan kalau perusahaan komitmen untuk merekrut tenaga kerja lokal. "Kami pasti akan lebih banyak merekrut karyawan dari penduduk lokal," ucapnya.

Sementara itu, Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan bahwa dengan adanya investasi ini dapat menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karimun. Namun demikian, Rafiq berharap pihak perusahaan komitmen untuk mengambil tenaga kerja lokal.


Komentar Via Facebook :
close

Aplikasi Android Batamnews